Dari tiga pasien tersebut, hanya satu yang masih menjalani perawatan.
JAKARTA (Antara) – Jika Indonesia berhasil menekan angka kejadian penyakit jantung, bisa menghemat hingga Rp7,7 triliun per tahun, sehingga meringankan beban keuangan negara dari biaya kesehatan, kata seorang pejabat kementerian kesehatan.
“Akibat penyakit mematikan ini (program jaminan sosial BPJS Kesehatan) banyak biaya yang harus dikeluarkan PBJS Kesehattan, yang bisa dihemat jika faktor risiko (penyakit) berkurang,” kata Eva. , Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, Sushanthi, Rabu.
Dalam konferensi pers Hari Jantung Sedunia 2022, menurut pernyataan kementerian, dalam periode 2017-2021, penyakit kardiovaskular menempati urutan pertama dalam hal beban BPJS Kesehatan, dibandingkan dengan jumlah pasien. 9,4 juta per tahun.
Disusul kanker (rata-rata 3,5 juta pasien per tahun), stroke (2,5 juta pasien), ginjal (2,3 juta pasien), talasemia (500 ribu pasien), leukemia (355 ribu pasien), hepatitis (310 ribu pasien). , dan hemofilia (443 ribu pasien).
Pada 2013-2018, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskestas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan, jumlah penderita penyakit jantung naik 14,4 persen, sehingga menimbulkan biaya kesehatan sekitar Rp7,7 triliun per tahun.
Selanjutnya, jumlah pasien stroke meningkat 19,4 persen, dengan biaya kesehatan naik Rp1,9 triliun per tahun, sedangkan jumlah pasien kanker naik 12,5 persen, dengan biaya kesehatan mencapai Rp3,1 triliun.
Direktur mencatat bahwa hanya 3 dari setiap 10 pasien yang menderita penyakit tidak menular yang teridentifikasi, sedangkan sisanya tidak mengetahui bahwa mereka sakit dan tidak mengalami gejala apapun hingga timbul komplikasi.
“Dari tiga pasien, hanya satu orang yang terus mendapatkan perawatan,” tambahnya.
Banyak faktor yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, obesitas, merokok, diabetes, dan kurangnya aktivitas fisik.
Berita terkait: Kemenkes Berencana Bangun RS Jantung di Sulawesi Selatan
Menurut Kementerian Kesehatan, 41 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun karena penyakit tidak menular, dan 17,9 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
Di Indonesia, sekitar 651.481 orang meninggal karena penyakit kardiovaskular setiap tahun.
Peringatan Hari Jantung Sedunia 2022 yang diperingati setiap tanggal 29 September mengangkat tema global “Gunakan hati untuk setiap hati”. Selain itu, Indonesia mengangkat tema tersendiri yaitu “Hati Sehat Untuk Semua”.
Dalam peringatan tersebut, kementerian meminta masyarakat untuk melakukan perubahan sederhana dan positif dalam kegiatan sehari-hari mereka, seperti memeriksakan kesehatan secara teratur, berhenti merokok, melakukan latihan fisik secara teratur, makan makanan yang sehat dan seimbang, cukup istirahat dan mengatur. Stres baik untuk kesehatan jantung, tambah Sushanthi.
Berita terkait: Kementerian, rumah sakit AS menjajaki kolaborasi dalam perawatan jantung
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya