Indonesia dan Australia memiliki hubungan geopolitik yang erat, namun keduanya memiliki sumber daya mineral yang melimpah dan potensi memainkan peran penting dalam rantai pasokan kendaraan listrik global.
Jakarta (Antara) – Pemerintah Indonesia dan Australia menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pada Kamis untuk membentuk mekanisme bilateral guna memajukan kerja sama kendaraan listrik (EV).
MoU tersebut ditandatangani di Jakarta oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Sementara Erik Tohir dan Menteri Perindustrian dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husick.
“Indonesia dan Australia memiliki hubungan geopolitik yang erat, namun keduanya memiliki sumber daya mineral yang melimpah, serta peluang untuk memainkan peran penting dalam rantai pasokan kendaraan listrik global,” kata Tohir saat acara penandatanganan MoU.
Dia mengatakan penandatanganan MoU yang dilakukan pada hari Kamis ini merupakan kelanjutan dari komitmen untuk mendorong kolaborasi dan kerja sama di sektor kendaraan listrik, yang diumumkan oleh Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Australia pada pertemuan para pemimpin tahunan.
Mekanisme bilateral ini akan mendukung hubungan yang mencakup kerja sama dan kolaborasi yang saling menguntungkan dalam rantai pasokan kendaraan listrik dan pemetaan ekosistem serta berbagi praktik terbaik terkait standar lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik.
Hal ini akan mendukung pertukaran pengetahuan, memungkinkan kemitraan bisnis-ke-bisnis baru, dan membentuk komite pengarah bersama untuk memandu alur kerja dan memantau hasil kolaborasi.
Dua mineral utama yang digunakan dalam baterai EV adalah nikel dan litium, kata Dohir.
“Indonesia telah mengembangkan industri hilir nikel menuju ekosistem kendaraan listrik dalam lima tahun terakhir. Indonesia memiliki tiga pabrik yang beroperasi untuk memproduksi deposit campuran hidroksida yang menjadi bahan dasar prekursor baterai,” ujarnya.
Menteri mencatat bahwa beberapa proyek pembuatan baterai diperkirakan akan dimulai dalam beberapa tahun ke depan.
“Kami yakin MoU ini akan menjadi tonggak sejarah kolaborasi sejati untuk mencapai ambisi bersama,” kata Dohir.
BERITA TERKAIT: Banyak sekali peluang bagi Australia untuk berinvestasi di Nusantara: Tohir
Berita terkait: Menteri meminta dukungan Australia untuk aksesi Indonesia ke OECD
More Stories
Sedikitnya 20 WNI diusir dari Lebanon: FM
Industri TPT Indonesia terancam dengan masuknya impor
Penawaran dan permintaan: BIAS Indonesia berupaya meningkatkan kemampuan pertahanan pada tahun 2024