Jakarta (VNA) – sebagaimana dinyatakan di dalamnya
Indonesian Asosiasi Pengusaha (APINDO), hampir 1 juta orang kehilangan pekerjaan karena PHK dalam 11 bulan pertama tahun 2022. Pengangguran Klaim diajukan ke badan jaminan sosial tenaga kerja, BPJS Katanakakerjan.
Berbicara dalam konferensi pers online tentang penciptaan lapangan kerja di Peru pada 3 Januari, Presiden APINDO Hariyadi P Sugamdani mengatakan PHK massal merupakan dampak dari pandemi Covid-19, dengan beberapa perusahaan masih mundur.
Penurunan kinerja ekspor merupakan faktor lain, dan PHK massal juga merupakan akibat tidak langsung dari kenaikan upah minimum provinsi, yang memaksa perusahaan untuk berhemat.
mencegah Redundansi Tanpa basa-basi lagi, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kementerian akan memanfaatkan sisa ruang fiskal tahun ini karena masih cukup alokasi anggaran belanja negara untuk November dan Desember 2022.
Alokasi belanja negara diperkirakan akan meningkat signifikan dalam dua bulan terakhir tahun 2022. Hal ini tentunya akan meningkatkan kemampuan perekonomian untuk menahan turbulensi.
Hingga November 2022, masih ada sisa belanja pemerintah sebesar Rp1.200 triliun (US$76,8 miliar), yang akan digunakan untuk memberikan bantuan sosial dalam bentuk subsidi upah atau program bantuan sosial lainnya untuk bertindak sebagai bantuan sosial, kata menteri. Penyangga untuk umum.
Ia juga mengatakan, APBN akan mendorong iklim usaha bagi berbagai industri. Kebijakan stimulus akan tetap mengacu pada program-program yang masuk dalam Rencana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seperti revitalisasi sektor pariwisata dan manufaktur./.
VNA
More Stories
Betapa pemain alami telah mengubah sepakbola Indonesia
Gedut Permata Julia Astrait dari Indonesia adalah Miss Cosmo 2024
Perempuan didesak untuk mengatasi politik uang selama referendum regional di Indonesia