Desember 24, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Permintaan kendaraan listrik semakin meningkat di Indonesia, dengan merek Tiongkok yang memimpin pasar—Xinhua

Permintaan kendaraan listrik semakin meningkat di Indonesia, dengan merek Tiongkok yang memimpin pasar—Xinhua

Masyarakat menghadiri acara peluncuran kendaraan baru di booth Wuling pada GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 di Tangerang, Provinsi Banten, Indonesia, pada 14 Agustus 2023. (Xinhua/Xu Qin)

“Kami melihat banyak kendaraan listrik Tiongkok yang hadir dengan harga terjangkau. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan persaingan di pasar otomotif kita,” kata Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia.

Oleh Nurul Fitri Ramadhani

Jakarta, September. 4 (Xinhua) — Sudah tiga bulan sejak Angga Mahartika, 32, bepergian dengan kendaraannya dari rumahnya di Bekasi, provinsi Jawa Barat Indonesia, ke kantornya di ibu kota Jakarta setiap hari. Kendaraan listrik (EV) baru, Wuling Air EV buatan China.

Menurutnya, berkendara dengan EV tidak hanya memberinya pengalaman berkendara yang tenang dan nyaman di jalan raya, tetapi juga membantunya lebih berhemat.

“Sebelum menggunakan Air EV, saya biasanya menghabiskan sekitar 2 juta rupiah (US$131,3) per bulan hanya untuk bahan bakar, namun sekarang saya hanya perlu mengeluarkan 800.000 rupiah (US$52,54) untuk mengisi daya,” kata Ang kepada Xinhua. hingga

Ia mengaku memilih EV China karena merupakan EV modern termurah yang bisa ia temukan di Indonesia. Hatchback empat tempat duduk ini memiliki bodi yang relatif kecil dibandingkan mobil EV lainnya.

“Air EV terjangkau dan saya rasa banyak masyarakat kelas menengah mampu membelinya. Mengapa kita harus membeli mobil mahal yang harganya lebih mahal dan menimbulkan lebih banyak polusi?” kata Anka.

Penetrasi kendaraan listrik di Indonesia memang mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan semakin populernya kendaraan listrik Tiongkok, bersaing ketat dengan kendaraan listrik produksi Jepang dan Korea Selatan.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan kendaraan listrik di negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini meningkat secara signifikan selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2020, hanya 125 unit EV dari merek apa pun yang terjual. Pada tahun 2021, penjualannya naik menjadi 687 unit dan terus meningkat pada tahun 2022 sebanyak 10.327 unit. Pada semester I 2023, sebanyak 5.850 unit EV terjual di Tanah Air.

Pengunjung melihat kendaraan listrik Wuling saat Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 pada 17 Mei 2023 di Jakarta, Indonesia. (Xinhua/Zulkarnin)

Pemerintah Indonesia secara aktif mempromosikan penjualan kendaraan listrik kepada masyarakat untuk penggunaan sehari-hari. Hal ini merupakan bagian dari upaya negara ini untuk beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan, khususnya setelah polusi parah yang terjadi di Jakarta baru-baru ini.

Pemerintah Indonesia memberikan subsidi hingga 200.000 sepeda motor listrik dan 35.900 mobil listrik, serta insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen untuk pembelian mobil listrik dan bus.

Misalnya, Angga membeli Air EV-nya seharga rupee 284 juta ($18.653). Harganya 21 juta rupee ($1.379) dikurangi subsidi.

Pada tahun 2022, data GAIKINDO memproyeksikan Wuling Motors asal China akan menguasai 78 persen pangsa pasar kendaraan listrik di Indonesia, disusul Hyundai Motor dari Korea Selatan dengan 20 persen, dan Toyota dari Jepang dengan 1,4 persen.

Model mobil listrik China mendominasi pameran tahunan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang digelar di Tangerang pada 10 Agustus hingga 20 Agustus.

Foto yang diambil pada 9 Mei 2023 ini memperlihatkan kendaraan listrik Wuling Air di kamp Wuling Motors Indonesia untuk KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. (Xinhua/Xu Qin)

Setidaknya ada tujuh model kendaraan listrik baru asal Tiongkok yang diperkenalkan pada acara tersebut, antara lain Neta V buatan produsen mobil Hozon Auto Manufacturing, Seres E1 karya Sokonindo Automobile, dan kendaraan serba guna (MPV) EV Maxus Mifa 9 di bawah naungan Grup Indomobile.

Ceres E1 adalah EV termurah yang diiklankan di GIIAS dengan harga 189 juta rupee ($12.413) per unit.

Pada GIIAS yang berlangsung 10 hari tersebut, GAIKINDO mencatat Wuling Air EV asal Tiongkok menjadi best seller dengan penjualan kendaraan sebanyak 885 unit atau 50 persen dari total penjualan EV di GIIAS sebanyak 1.771 unit. Disusul Hyundai Ioniq asal Korea Selatan sebanyak 5.776 unit.

Sedangkan Seres E1 terjual hingga 688 unit. Salah satu pembeli, Fina Kaisani Fatwa, seorang pengusaha berusia 36 tahun yang berbasis di Jakarta, mengunjungi GIIAS pada 13 Agustus. Dia mengatakan kepada Xinhua bahwa dia sebenarnya datang ke pameran mobil untuk membeli kendaraan listrik Tiongkok.

“Saya ingin mobil listrik kecil dan bernuansa lembut untuk mengantar anak-anak saya ke dan dari sekolah setiap hari, bukan untuk berkendara berjam-jam. Dan saya benar-benar jatuh cinta dengan Ceres E1. Tampilannya sangat bagus dan, yang paling penting, sangat terjangkau. Dengan harga kurang dari 200 juta rupee ($13.136), saya tidak percaya saya mampu membeli kendaraan listrik,” kata Fatwa.

“Dari awal saya sudah mengira harusnya EV China. Karena kita semua tahu kalau sebagian besar produk China di Indonesia harganya relatif lebih murah dibandingkan produk Barat, dan lebih murah dibandingkan produk Jepang. kualitasnya,” tambahnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto baru-baru ini mengatakan semakin banyaknya merek EV asal China yang masuk ke Indonesia akan berdampak positif pada pasar industri otomotif tanah air. Hal ini juga menunjukkan bahwa produsen mobil Tiongkok telah membuktikan komitmennya dalam memproduksi kendaraannya di Indonesia.

“Kami melihat banyak kendaraan listrik China yang hadir dengan harga terjangkau. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan persaingan di pasar otomotif kita,” ujarnya.

Tiongkok telah mengambil langkah tepat dengan gencar melakukan penetrasi pasar kendaraan listrik di Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, kata Riando, pengamat otomotif dan peneliti Lembaga Penelitian Ekonomi dan Sosial Universitas Indonesia.

“Konsumen Indonesia sekarang punya banyak pilihan yang terjangkau, dan pasar kita akan semakin kompetitif. Perlahan tapi pasti, pabrikan mobil China akan mendapat kepercayaan konsumen Indonesia. Secara ekonomi, pabrikan China bisa bersaing dengan Jepang di sini,” kata Riyanto.