Seorang wanita Indonesia berusia 66 tahun telah datang dengan izin kunjungan jangka panjang. Ini merupakan satu dari 15 kasus baru virus corona yang diumumkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Kamis (18/3).
Kementerian Kesehatan mengatakan semua 15 kasus telah diimpor dan ditempatkan di Shelter-Notices (SHNs) setibanya di Singapura.
Semuanya asimtomatik dan positif saat melayani SHN.
Ini membuat jumlah total warga Singapura menjadi 60.152.
Tidak ada kasus baru dari masyarakat atau dari tempat penampungan pekerja.
15 kasus baru yang diimpor memiliki tiga penduduk tetap yang kembali dari India dan Malaysia; Pemegang izin kerja dari Uni Emirat Arab; Sembilan pemegang izin kerja dari Bangladesh, India dan Malaysia; Pemegang tiket kedatangan jangka pendek dari Indonesia dan pemegang izin kedatangan jangka panjang berusia 66 tahun dari Indonesia.
Salah satu dari sembilan pemegang izin kerja adalah PRT asing, menurut Depkes.
Kementerian Kesehatan menambahkan, jumlah kasus baru di masyarakat menurun dari dua kasus pada pekan lalu menjadi satu kasus pada pekan lalu.
Jumlah kasus yang tidak terintegrasi ke masyarakat dalam seminggu juga menurun dari dua kasus bersama dalam periode yang sama.
Dari 82 kasus yang dikonfirmasi yang dilaporkan dari 12 Maret hingga 18 Maret, 40 kasus dinyatakan positif untuk tes serologi mereka dan 25 dinyatakan negatif.
Sebanyak 17 hasil tes serologi masih menunggu keputusan.
Dengan 13 kasus keluar kemarin, 59.999 pasien telah pulih sepenuhnya dari penyakit tersebut.
Sebanyak 14 pasien dirawat di rumah sakit, tidak ada yang dirawat intensif dan 94 sedang dalam pemulihan di fasilitas masyarakat.
Tiga puluh orang telah meninggal di Singapura karena komplikasi Pemerintah-19, sementara 15 orang yang dinyatakan positif meninggal karena penyebab lain.
Di seluruh dunia, wabah virus, yang dimulai pada Desember 2019, telah memengaruhi lebih dari 121 juta orang. Lebih dari 2,68 juta orang telah meninggal.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya