November 12, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Trimega Bangun Persada: Meluncurkan liputan produsen nikel terkemuka Indonesia

Trimega Bangun Persada: Meluncurkan liputan produsen nikel terkemuka Indonesia

Penilaian parit pendek Trimega Bangun Persada NCKL dan penilaian nilai wajar sebesar Rp 1.277 menyiratkan P/E ke depan 2023 sebesar 7,5 kali. Valuasi kami sedikit lebih tinggi dari harga IPO bulan April sebesar Rp 1.250, mencerminkan pandangan kami tentang potensi pertumbuhan untuk lima tahun ke depan. Tingkat harga perdagangan baru-baru ini adalah 75% dari estimasi wajar kami.

Berdasarkan volume produksi tahun 2022, TBP merupakan pemasok nikel murni terintegrasi terbesar di Indonesia, menurut AME Mineral Economics. Ini adalah salah satu tambang nikel laterit dengan biaya terendah karena penggunaan penambangan terbuka. Dengan sebagian besar operasinya di Kepulauan Opi, TBP secara strategis lebih dekat dengan pasar nikel utama di Asia dibandingkan dengan perusahaan pertambangan Australia. Oleh karena itu, TBP berada di depan para pesaing karena keunggulan biayanya yang rendah.

Kami optimis tentang eksposur TBP terhadap permintaan nikel tingkat baterai. Mengikuti tren transisi energi global, AME memperkirakan penjualan kendaraan listrik mencapai 24,2 juta pada 2027, naik dari 10,5 juta pada 2022. TBP terus meningkatkan kapasitas produksi hilirnya setelah pemerintah Indonesia melarang ekspor bijih nikel kadar rendah.

Penilaian wajar kami didukung oleh CAGR pendapatan yang diproyeksikan selama lima tahun sebesar 25,8% dan CAGR laba bersih sebesar 39,2%. Investasi ekuitas, yaitu pendapatan dari pabrik pelindian asam bertekanan tinggi, memiliki TBP sebesar 45,1%, jadi kami perkirakan laba bersih tumbuh lebih cepat daripada top line. Pertumbuhan didukung oleh peningkatan volume penjualan setelah peningkatan kapasitas daripada peningkatan harga jual rata-rata.

READ  Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran