JAKARTA (Antara) – Timnas sepak bola Indonesia menggelar sesi latihan perdana pada Kamis untuk rangkaian match day FIFA melawan Argentina yang akan berlangsung pada 19 Juni 2023 di Lapangan A Stadion Kelora Bung Karno (GBK).
Usai bermain imbang 0-0 melawan Palestina di Stadion Kelora Bung Domo (GBT) Surabaya pada Rabu malam (14/6), timnas terbang kembali ke Jakarta dan menggelar sesi latihan pada Kamis sore.
Di bawah arahan pelatih timnas Shin Tae-yong, para pemain mulai memasuki Lapangan A GBK pada pukul 17.00 waktu setempat.
Empat hari sebelum pertandingan melawan pemenang Piala Dunia Qatar 2022 Argentina, pelatih Shin meminta para pemain menikmati pertandingan melawan Angel Di Maria dan timnya dari Argentina.
“Nikmati pertandingan melawan Argentina. Para pemain tidak boleh takut, tidak ada yang boleh kecewa. Itu tidak mudah, tapi Anda bisa mengendalikannya sehingga Anda bisa menikmati permainan. Para pemain harus memahami itu.” dia berkata.
Menurutnya, menilik skor pertandingan melawan Palestina, timnas Indonesia berpeluang menang melawan Argentina meski tipis.
“Kami memiliki peluang melawan Argentina pada 19 Juni, meski rasionya 7:3,” katanya.
Dia mengimbau para pemain untuk menyelesaikan pertandingan dengan baik.
Usai mendapat arahan dari pelatih, para pemain melakukan pemanasan dengan jogging keliling lapangan. Latihan dilanjutkan dengan pembagian pemain kunci, cadangan dan pemain nonkompetitif.
Para pemain utama menjalani latihan ringan, sedangkan pemain cadangan menjalani latihan lebih intensif.
Semua pemain yang bertanding melawan Palestina mengikuti pelatihan tersebut.
Setelah satu jam, semua pemain dan staf berkumpul di tengah lapangan dan latihan selesai.
Indonesia akan menghadapi Argentina di Stadion Utama GBK pada 19 Juni pukul 19.30 waktu setempat sebagai bagian dari rangkaian FIFA Match Day.
Berita terkait: Pertandingan sepak bola persahabatan dengan Argentina untuk membantu meningkatkan pariwisata: Menteri
Berita terkait: Dorong timnas untuk bersaing dengan Argentina: Menteri
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya