Presiden Indonesia mengatakan pada hari Senin bahwa dia telah memerintahkan penyelidikan terhadap sebuah pesantren besar yang dituduh menyimpang dari ajaran Islam, setelah pengunjuk rasa menyerukan penutupan lembaga tersebut.
Sekolah Al Zaytun di provinsi Jawa Barat telah diawasi sejak klip video yang diposting online pada bulan April menjadi viral di media sosial. Itu menunjukkan salat Idul Fitri campuran di kampus, yang oleh sebagian Muslim dianggap sebagai pelanggaran norma Islam yang memisahkan salat antar jenis kelamin.
Itu juga dikatakan dijalankan oleh pendukung sekolah Negara Islam Indonesia (NII), sebuah gerakan yang mengobarkan pemberontakan bersenjata melawan pemerintah pada 1950-an dan 1960-an tetapi dihancurkan oleh militer, menurut mantan anggota kelompok itu.
“Sabar. Saya sudah instruksikan Menko Polhukam dan Menteri Agama,” kata Presiden Joko Widodo kepada wartawan, meski tidak merinci masalah apa yang sedang diselidiki.
Islam adalah subjek sensitif di negara mayoritas Muslim terbesar di dunia. Dengan pemilihan umum di Indonesia yang dijadwalkan Februari mendatang, para pengamat telah memperingatkan bahwa partai dan kandidat sedang memperebutkan suara di antara kelompok agama ultra-konservatif.
Pada hari Senin, Jokowi dengan cepat membantah tuduhan bahwa lingkaran dalamnya melindungi sekolah Al Zaydun.
“Tidak ada pekerjaan,” katanya saat menangani kontroversi tersebut.
Imam Subrianto, pendiri Yayasan Pesantren Indonesia, mengatakan dalam sebuah acara bincang-bincang TV pekan lalu bahwa beberapa pensiunan jenderal yang dekat dengan Jokowi melakukan kontak dengan pendiri Al Saidun, Banji Gumilong.
Imam menyebut Moltogo, Kepala Staf Jokowi, dan mantan Kepala Intelijen Abdullah Mahmoud Hendropriono sebagai salah satu orang dekat Jokowi yang selama ini melindungi sekolah tersebut.
“Moyaltogo membual tentang swasembada pangan Al Zaytoun … dan dia memberi Banchi akses ke polisi di semua tingkatan, membuatnya kuat,” kata imam itu.
Moltogo mengaku berteman dengan pendiri sekolah tersebut, namun tidak melakukan kesalahan apapun. Ia mengaku sudah dua kali mengunjungi Al Saidun untuk menyampaikan ceramah sebagai bagian dari tugas komunikasi politiknya.
“Apakah ada masalah? Kita harus berkomunikasi dengan baik. Itu tugas KSP (Kepala Staf Kepresidenan) untuk berbicara dengan siapa pun,” kata Kepala Staf Kepresidenan kepada wartawan, Senin.
Tersebar di 1.200 hektar (3.000 hektar), Al Zaytoun diresmikan pada tahun 1999 oleh Presiden BJ Habibi. Selama bertahun-tahun, pejabat tinggi dan politisi telah mengunjungi sekolah tersebut.
Al Zaytun menghadapi pengawasan dari otoritas agama dan mantan anggota NII, yang menurut para analis menciptakan kelompok militan seperti Jemaah Islamiyah, yang berada di balik serangkaian pemboman mematikan di Indonesia pada tahun 2000-an.
Majelis Ulama Indonesia (MUI), badan ulama Muslim tertinggi negara itu, mengatakan dalam penyelidikan tahun 2002 bahwa mereka telah menemukan tanda-tanda kuat ikatan dan koneksi ke Al Zaytun NII melalui pendiri sekolah, Banji.
MUI juga mengatakan ada tanda-tanda penyimpangan dari prinsip-prinsip Islam di sekolah tersebut.
“Banji Gumilong harus menghadapi tindakan hukum atas kejahatan yang dilakukannya,” kata Wakil Sekretaris Jenderal MUI Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Ichan Abdullah, Senin.
Polri mengatakan mereka masih mengumpulkan bukti sebelum menetapkan tersangka. Mereka juga mengatakan akan bekerja sama dengan Komite Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan untuk menyelidiki dugaan pelanggaran Al Zaytun.
Al Saidar mengatakan dana awal untuk Al Zaytoun, pakar terorisme dan mantan anggota NII, dikumpulkan dari anggota kelompok itu. Namun seiring berjalannya waktu misi Al Zaidoon berubah, ujarnya.
“Sekarang tujuan mereka hanya mengumpulkan uang, bukan mendirikan negara Islam,” katanya.
‘Perempuan harus mendapatkan hak yang sama’
Manajemen Panji dan Al Zaytun tidak segera menanggapi pertanyaan dari BenarNews. Tapi Banji mengatakan kepada situs berita Libutan6 bahwa sekolahnya tidak menyimpang dari Islam. Dia mengatakan doa campuran adalah cara untuk memberikan hak yang sama kepada perempuan.
“Perempuan berhak mendapatkan hak yang sama. Jadi, kami menyamakan mereka karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan, ”katanya seperti dikutip.
Sementara itu, protes terhadap Al Saidun dan Banji pecah di Jawa Barat dan Jakarta.
Pada Kamis, beberapa kelompok warga melakukan aksi unjuk rasa di luar kampus Al Zaydun di Kabupaten Indramayu, menuntut pembubaran sekolah tersebut.
Senin lalu, Persaudaraan Alumni 212 menggelar unjuk rasa di depan Kementerian Agama di Jakarta, mendesak pemerintah menutup Al Zaytun dan menangkap Banji karena praktek di sekolah tersebut.
“Banji Gumilong jelas menghina Islam dengan ajarannya yang berbeda yang bukan bagian dari empat aliran pemikiran yang diterima dalam Islam,” kata Nawal Pamukmin, juru bicara kelompok tersebut.
Kelompok hak asasi manusia Setara mendesak pemerintah untuk menangani kasus Al Zaytoun secara adil dan fokus pada dugaan pelanggaran hukum.
“Pemerintah jangan terlalu ikut campur dalam perdebatan perbedaan ajaran agama di sekolah atau tidak, dan jangan mengambil langkah populis,” kata Setara dalam keterangannya.
Tria Tiandi di Jakarta berkontribusi pada laporan ini.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya