Tempo.co, Jakarta – Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa gaya kepemimpinan militer sudah tidak relevan lagi. Latar belakang militer Dia tidak akan mempengaruhi kebijakan pemerintahannya yang akan datang dan tidak ada hubungannya dengan bagaimana dia akan memimpin negara ini.
Menanggapi hal tersebut, Prabowo mengatakan hal tersebut Sebuah pertanyaan dari Jurnalis senior Haslinda Amin di Forum Ekonomi Qatar di Doha pada Rabu 15 Mei Kemungkinan pengaruh latar belakang militernya terhadap pengambilan kebijakan.
“Saya telah keluar dari militer selama lebih dari 25 tahun. Jadi menurut saya itulah yang disebut non-sequitur. Itu tidak pantas. Dia Tidak ada relevansi [my leadership style],” dia berkata.
Menhan saat ini menjelaskan, dirinya mengutamakan kesejahteraan rakyat Indonesia, berupaya menjamin kesejahteraannya dan menjamin tidak ada satupun orang yang menderita kelaparan.
Artinya, Anda jujur pada prinsip, nilai, dan cita-cita Anda. Sebagai seorang patriot, nilai utama saya adalah kesejahteraan rakyat saya. Rakyat saya harus aman. lapar. Mereka harus hidup sejahtera. Setiap patriot suatu negara Itu impiannya,” kata Prabowo.
Dia ingat tumbuh besar di banyak negara dan melihat orang-orang yang sangat miskin. Ia mengakui bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, namun banyak masyarakat yang hidup dalam kondisi yang penuh tantangan.
“Itu dia Merangsang Saya Saya ingin melakukan bagian saya. Saya ingin menyumbangkan wawasan dan pengalaman saya dalam peran kepemimpinan saya. Saya yakin bisa berkontribusi banyak untuk menyejahterakan rakyat saya,” pungkas Prabowo.
Usai dinyatakan sebagai pemenang pemilu 2024 dan terpilih menjadi presiden, Prabowo telah mengunjungi beberapa negara, antara lain China, Jepang, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Qatar. Dalam kunjungannya ke Qatar, ia didampingi Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raqqa, putra tertua Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
Johannes Maherso Joharsoy
Pilihan Editor: Prabowo Subianto mengatakan kekhawatiran terhadap demokrasi di Indonesia diciptakan oleh pers
klik disini Dapatkan update berita terkini dari Tempo di Google News
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya