Ditulis oleh Muhammad Aminuddin di Malang, Jawa Timur
Petugas polisi di belakang kemudi terkena pecahan kaca. Unjuk rasa berawal dari aksi damai memperingati Hari Perempuan Internasional (IWT) yang diselenggarakan Gerakan Perempuan (Jempur) bersama masyarakat.
Para pengunjuk rasa sebelumnya berkumpul di Jalan Semeru untuk persiapan long march ke balai kota Malang. Bersamaan dengan itu, pengunjuk rasa dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Ikatan Mahasiswa Sekolah Menengah Atas dan Universitas Papua (IPMAPA) mulai berkumpul di Gajayana Grounds.
Ketika pengunjuk rasa Jempur memutuskan untuk membubarkan dan membatalkan long march, pengunjuk rasa AMP dan IPMAPA mulai melakukan protes dan memberikan orasi.
Anggota Satgas Kovit -19 Malan Polsek Kota memerintahkan para pengunjuk rasa membubarkan pelanggaran peraturan kesehatan.
Tiga truk menunggu untuk mengevakuasi pengunjuk rasa dan membawa mereka ke tempat masing-masing. Negosiasi berlanjut ketika pengunjuk rasa menolak untuk dievakuasi dan malah menghancurkan jendela truk polisi.
Kapolres Malan Kombes Leonardos Simarmata mengatakan, protes yang memperingati IWT itu hanyalah “menutup-nutupi” dan protes terhadap Program Perpanjangan Otonomi Khusus (OTC) yang kontroversial dan seruan untuk kemerdekaan Papua.
Spanduk Kemerdekaan Papua Barat
Selain melanggar protokol kesehatan selama protes terhadap epidemi Covit-19 dan pembatasan mikro-penegakan kegiatan publik (PPKM), pengunjuk rasa juga memasang spanduk yang mengumumkan penolakan otonomi khusus dan tuntutan kemerdekaan Papua Barat.
“Cakupannya benar-benar mulia, tapi pertemuan epidemi dan mikro PPKM dilarang. Langkah itu hanya digunakan oleh AMP dan IPMAPA untuk menyerukan kemerdekaan Papua Barat,” kata Simarmata kepada wartawan.
Meski ada upaya negosiasi untuk membawa pengunjuk rasa ke lokasi masing-masing, “aksi provokatif” tetap berlanjut saat Simarmata diminta menaiki truk yang disediakan pengunjuk rasa.
Demonstran menentang, menolak naik truk, polisi secara paksa menghentikan perkelahian. Para pengunjuk rasa kemudian dibawa ke Mapolres Malang Kota untuk dimintai keterangan.
“Krim chhatras [criminal and detectives unit] Pertanyaan mereka yang terlibat dan mereka yang mendorong pihak berwenang. Kami juga menyita sepatu yang digunakan untuk menendang jendela truk, ”kata Simarmata.
Diterjemahkan oleh James Palowski di sebelah kiri Indo News. Apakah judul asli artikel tersebut “Demo kerusuhan Hari Perempuan Sedunia di Malan, pengunjuk rasa memecahkan kaca truk polisi”.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya