JAKARTA (ANTARA) – Perempuan Indonesia di industri pariwisata berperan menginspirasi perempuan lainnya, menurut pejabat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Menyulap peran ibu, istri, dan individu mandiri akan berdampak signifikan pada keluarga perempuan, anak-anak, dan lingkungan kerja mereka, kata Sekretaris Kementerian Ni Wayan Giri Atniyani dalam pernyataannya, Sabtu.
Hal itu disampaikan Adniani saat menjadi pembicara dalam acara bedah buku bertajuk “Citra Wanita Inspiratif di Destinasi Wisata Indonesia 2” di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat.
“Perempuan-perempuan ini perlu kita soroti melalui literasi atau pencatatan dan menginspirasi perempuan-perempuan lain dengan mendokumentasikan kiprahnya, khususnya di sektor pariwisata,” tuturnya.
Laporan Global PBB tentang Perempuan dalam Pariwisata tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang bekerja di industri pariwisata dua kali lipat jumlah laki-laki.
Hal ini menunjukkan semangat dan minat perempuan dalam bidang pengembangan pariwisata.
Sementara itu, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) juga membahas kesetaraan gender, dimana perempuan memiliki hak yang sama untuk berperan aktif dalam mengawal implementasi dan pencapaian di semua sektor, dalam hal ini sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Oleh karena itu, perempuan Indonesia dituntut untuk selalu berinovasi dan beradaptasi dalam bekerja, karena hal ini merupakan faktor kunci dalam mengimbangi laju zaman modern, kata Atniani.
Sementara itu, Direktur Politeknik Pariwisata Lombok Ali Muhtasom berharap buku tersebut dapat memberikan pembelajaran dan inspirasi setiap perjuangan dan prestasi perempuan tangguh Indonesia dalam mengembangkan industri pariwisata.
“Setiap perkataan dan pemikirannya akan menginspirasi dan memotivasi perempuan untuk terus berkarya,” ujarnya.
Berita terkait: Indonesia mengupayakan keberlanjutan dalam pembangunan pariwisata: Menteri
Berita terkait: Menteri Uno menjajaki kerja sama dengan agen perjalanan Australia
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya