Menurut laporan Fastmarkets, pemerintah Indonesia berencana untuk melonggarkan larangan ekspor bauksit karena kemajuan yang lebih lambat dari perkiraan dalam meningkatkan kilang alumina dalam negeri. Indonesia merupakan salah satu pemasok bauksit terbesar di dunia, dengan Tiongkok sebagai konsumen terbesarnya.
{alcircleadd}
Larangan yang diumumkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo pada tanggal 20 Desember 2022 untuk memacu pertumbuhan sektor hilir logam dapat dilonggarkan dalam dua bulan ke depan, sehingga bauksit Indonesia dapat memasuki kembali pasar internasional keempat. Seperempat tahun ini.
“Pemerintah Indonesia ingin melonggarkan larangan ekspor bauksit karena mereka tidak memiliki kilang alumina untuk mengonsumsi bauksit sebanyak itu. Jadi, dalam hal ini, larangan tersebut malah merugikan produsen bauksit Indonesia, bukannya menguntungkan mereka,” kata analis Fastmarkets.
Permintaan bauksit yang tinggi
Menurut Survei Geologi AS, Indonesia merupakan produsen bauksit terbesar keenam di dunia dengan cadangan 1 miliar ton. Meskipun demikian, negara ini hanya memproduksi 20 juta ton bauksit pada tahun 2023. Fastmarkets melaporkan pada bulan Februari bahwa pemerintah telah menyetujui kuota penambangan tambahan 14 juta ton bauksit. Namun, kapasitas penyulingan alumina belum bisa mengimbangi cadangan yang signifikan di nusantara.
Sumber mengatakan kepada FastMarket bahwa tingginya permintaan Tiongkok terhadap bauksit Indonesia adalah motivasi utama pelonggaran larangan ekspor. Bauksit Indonesia mendominasi impor Tiongkok, menyumbang 75 persen dari total impor hingga pemerintah Indonesia memberlakukan larangan ekspor bijih pada tahun 2014. Larangan tersebut dilaporkan dicabut pada tahun 2017.
“Saya juga merasa bahwa produsen bauksit berada di bawah tekanan akibat larangan ekspor dengan tingkat pengembalian yang rendah dari tingkat bunga tetap di dalam negeri – terutama karena tingginya permintaan bauksit dari Tiongkok. Jika larangan bauksit Indonesia dicabut, Tiongkok dapat membeli kelebihan bauksit Indonesia dan bernegosiasi harga yang lebih rendah dari Guinea,” tambah analis tersebut.
Perkiraan harga bulanan Fastmarket untuk bauksit, CIF Cina, adalah $73-76 per metrik ton kering (dmt) pada tanggal 20 Juni, naik $1-3 dari $70-75 per dmt pada tanggal 16 Mei. Sumber yang mengizinkan ekspor bauksit akan merugikan kilang alumina dalam negeri karena mereka harus mengambil bahan mentah dari pasar dunia dan menghadapi harga yang lebih tinggi.
Pemerintah baru memerlukan waktu dan prosedur untuk mengambil keputusan. Saat ini sangat tidak jelas, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya akan terjadi saat ini,” tambah seorang alumina asal Tiongkok. Produsen.
Meningkatkan infrastruktur aluminium di negara ini merupakan prioritas utama
Meskipun terdapat kemungkinan pelonggaran larangan ekspor bauksit di Indonesia, perbaikan infrastruktur aluminium masih menjadi prioritas utama pemerintah. Salah satu smelter utama Indonesia Asahan Aluminium (Inalam) menjalin kerja sama dengan Emirates Global Aluminium (EGA) untuk meningkatkan produksi aluminiumnya. Saat ini, Inalum memiliki kapasitas primer aluminium sebesar 275.000 ton per tahun, dan berencana untuk meningkatkannya menjadi 600.000 ton per tahun. Namun, sumber mengatakan kepada Fastmarkets bahwa perluasan tersebut masih dalam studi kelayakan dan belum ada batas waktu yang diberikan untuk penyelesaian proyek tersebut.
Bauksit Indonesia akan membantu mengurangi kekurangan alumina di pasar dunia
Analis Fastmarkets memperkirakan bahwa pasar alumina global akan menghadapi defisit pada tahun 2024 karena tekanan pasokan yang terus-menerus mempengaruhi pasar dalam beberapa bulan terakhir. Ekspor 16 juta ton bauksit dari Indonesia akan secara efektif menghilangkan kekurangan tahun ini, setara dengan 4-5 juta ton alumina, perkiraan analis.
Indeks alumina acuan harian Fastmarket, fob Australia, berada di $504,29 per ton pada hari Senin, 1 Juli. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari $350,53 per ton pada tanggal 2 Januari, yang mencerminkan kenaikan sebesar 43,9 persen yang didorong oleh gangguan pasokan di Australia, India, dan Australia. Guinea. Lonjakan tersebut membuat Indeks Alumina Fastmarket naik tajam.
“Mengingat situasi terkini dalam lanskap pasokan alumina global, produksi pada tahun 2024 kemungkinan akan dipengaruhi oleh pembatasan operasi Alcoa di Kwinana di Australia, force majeure yang terjadi di Rio Tinto di kilang-kilangnya di Australia, dan gangguan pada kuartal kedua di Nalco di India. Kami memperkirakan sekitar 2 juta ton alumina dari Australia akan terkena dampaknya pada tahun ini. Kami memperkirakan, dan bahkan dengan asumsi tidak ada gangguan tambahan hingga akhir tahun ini, produksi alumina global dapat mengalami kontraksi sebesar 2,0-3,5 persen,” kata analis tersebut.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya