JAKARTA (ANTARA) – Wakil Presiden Maruf Amin menilai warga negara Indonesia cerdas dan memahami bahaya politik identitas dalam pemilu.
Hal itu dikatakannya saat menjawab pertanyaan wartawan terkait langkah-langkah pencegahan politik identitas yang terlihat pada pemilu 2019.
“Sebenarnya masyarakat kita sekarang sudah lebih pintar, kan. Mereka lebih pintar,” katanya di Jakarta, Kamis.
Menurut Amin, semua pihak – baik itu pemerintah, partai politik, tokoh agama, dan tokoh masyarakat – melakukan imbauan terhadap politik identitas, sehingga masyarakat dapat memahami konsep tersebut.
Jadi, ini seharusnya tidak menjadi masalah, katanya.
Dia mencatat bahwa ketika memilih seorang pemimpin, setiap orang memiliki preferensi atau kecenderungan terhadap aspek-aspek tertentu dan ini wajar. Namun, selama kampanye seseorang tidak boleh menggunakan politik identitas atau mempromosikan calon pemimpin.
“Ketika orang memilih, mereka pasti berpikir ‘Saya (kami lebih berhubungan dengan kandidat ini), (kami) memiliki ide yang sama, (saya) mereka hebat, dan karena ini, ini, itulah perasaan. pilihan, saya kira tidak masalah, yang perlu dihindari adalah jika mereka berkampanye tidak boleh menggunakan aspek itu (politik identitas),” katanya.
Dia mencatat bahwa di masa lalu, perbedaan penjadwalan liburan telah menyebabkan konflik di tingkat yang lebih rendah. Namun kini, perbedaan kondisi tanggal liburan tak lagi berujung pada konflik.
“Kami berharap mulai 2024 tidak ada konflik karena perbedaan ujian,” tambah Amin.
Baca juga: Pernyataan Jokowi Dukung Harapan Pemilu Damai: MPR
Berita Terkait: Indonesia Targetkan 30 Juta UMKM Masuk Ekosistem Digital pada 2024
More Stories
Airbus, Boeing Melukiskan Prospek Cerah untuk Pertumbuhan Pasar Indonesia | berita
Pakistan dikalahkan Indonesia di perempat final Kejuaraan Tenis U-12 Asia
DPR RI meloloskan anggaran Presiden terpilih Prabowo – Firstpost