Tim peneliti dari Telcom University di Indonesia bagian barat dan STIA Mulana Yousuf Panden melakukan survei terhadap konsumen di wilayah tersebut untuk mengetahui mengapa mereka membeli produk Love, Beauty and Planet.
Love, Beauty and the Planet didirikan pada tahun 2017 oleh Unilever, sebuah perusahaan perawatan pribadi yang memproduksi merek-merek seperti Dove dan Lux, dan datang ke Indonesia pada tahun 2019.
Merek pasar massal mencakup produk perawatan rambut, perawatan tubuh, dan mandi dan mengandung bahan alami, parfum yang ditanam secara etis, dan formula vegetarian. Selain itu, merek tersebut menggunakan botol yang 100% dapat didaur ulang dan didaur ulang.
Studi ini pertama kali dipresentasikan pada Konferensi Internasional Amerika Utara ke-5 tentang Teknik Industri dan Manajemen Fungsional pada Desember 2020.
Pengujian sikap
Peneliti menyebarkan kuesioner secara online kepada 150 responden di wilayah barat Indonesia yang sebelumnya sengaja membeli produk Love, Beauty and Planet melalui sistem sampel.
Berdasarkan hasil penelitian, sikap konsumen terhadap Love, Beauty and the Planet dinilai paling baik dengan skor 85%, sedangkan minat beli konsumen memperoleh skor 83,4%.
Love, Beauty and the Planet dinilai membantu mengurangi masalah sampah dengan menggunakan plastik daur ulang dan mengurangi emisi karbon serta jejak sampah dalam proses pembuatannya.
Para peneliti mencatat bahwa kesadaran akan masalah lingkungan telah meningkat, dipicu oleh kekhawatiran tentang bagaimana aktivitas manusia mengancam kelangsungan hidupnya.
Kesadaran akan kerusakan sampah plastik, khususnya, menarik perhatian pada peran yang dimainkan perusahaan fast-moving consumer goods (FMCG) dalam krisis sampah plastik.
Di Indonesia sendiri, 4,7 juta ton sampah plastik masuk ke lautan dan sungai. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hampir 68% air sungai yang digunakan di Indonesia untuk kebutuhan sehari-hari tercemar berat.
Kesadaran tentang masalah lingkungan telah mendorong perubahan dalam sikap konsumen dan mendorong motivasi konsumen untuk membeli produk ramah lingkungan, kata studi tersebut.
“Kepedulian asmara, kecantikan, dan lingkungan terhadap planet ini membangkitkan minat beli konsumen, dan dengan kinerjanya sebagai produk ramah lingkungan, Love, Beauty and the Planet menawarkan manfaat dalam menciptakan rasa kepuasan dalam penggunaan produknya.”
Campuran hijau yang bagus
Tim tersebut menggunakan metode Uji Sobal untuk menguji kekuatan pengaruh tidak langsung dari senyawa pemasaran hijau untuk tujuan pembelian produk ramah lingkungan.
Pemasaran hijau terdiri dari aktivitas yang dirancang untuk mempromosikan produk atau layanan berdasarkan manfaat lingkungan.
Berdasarkan hasil analisis, peneliti menyimpulkan bahwa bauran pemasaran hijau secara signifikan dan positif dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk ramah lingkungan.
“Jika bauran pemasaran hijau yang ditawarkan oleh perusahaan produk positif tinggi di benak konsumen, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan membeli produk ramah lingkungan tinggi di benak konsumen.”
Para peneliti menyarankan agar perusahaan menjaga sikap positif terhadap produk hijau mereka dan menjaga komitmen lingkungan untuk menjaga kepercayaan konsumen.
Sumber: IEOM Society
Peran Sikap Konsumen dalam Memediasi Pengaruh Kombinasi Pemasaran Hijau untuk Tujuan Pembelian Produk Ramah Lingkungan pada Produk Romantic Beauty and Planet di Indonesia
Penulis: Karthavinatta et al.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya