Tempo.co, Jakarta – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Ibu Kota Baru Indonesia (IKN) Kepulauan Selama KTT G20 telah menarik minat negara-negara anggota G20.
“Di G20 Salah satu topik yang menarik minat negara-negara G20 adalah KTT IKN yang diadakan di Bali,” ujarnya dalam diskusi daring “Pentingnya Mitigasi Bencana dalam Perencanaan IKN” yang dipantau, Sabtu.
G20 adalah forum internasional yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa yang bekerja sama untuk mengatasi isu-isu utama. Indonesia adalah pemimpin grup tahun ini. KTT G20 diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022.
Negara anggota G20 yang telah menunjukkan minat terhadap IKN adalah Jepang dan Korea Selatan. Selain mereka, UEA juga menyatakan ketertarikannya.
“Bahkan pada forum acara khusus High Level Experts and Leaders Group on Water and Disasters (Aid) di Bali sebagai bagian dari KTT G20, IKN menjadi topik khusus yang dibahas dan dihadiri oleh para peserta. Bencana berdasarkan mereka sendiri pengalaman,” lanjut Hadimuljono.
Dalam forum BANTUAN, lokakarya lanjutan diusulkan berdasarkan fakta bahwa pengelolaan air berkelanjutan di ibu kota baru belum dibahas secara rinci.
“Banyak perguruan tinggi yang mengusulkan untuk membahas pengelolaan air berkelanjutan secara lebih detail di IKN,” ujarnya.
Kementerian PUPR yakin dengan serangkaian lokakarya tentang pengelolaan air berkelanjutan IKN Akan diadakan pada awal tahun 2023.
Sebelumnya, Menteri Hadimuljono memuji rencana Korea Selatan untuk berpartisipasi dalam pengembangan sistem air bersih di Nusantara.
Menteri mencatat, untuk rencana awal, konstruksi akan dimulai pada 2024, namun kementeriannya berharap dapat mempercepat proses penyiapan rencana teknis terperinci sehingga pemasangan dapat dimulai pada 2023.
Hadimuljono menyambut baik partisipasi aktif pemerintah Korea Selatan dalam mendukung persiapan pelaksanaan World Water Forum (WWF) ke-10 yang dijadwalkan pada 18-24 Mei 2024 di Bali.
diantara
Klik disini Dapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya