Jakarta (Antara) – Pemerintah Indonesia saat ini tengah aktif mendukung dan mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) go global dan digital sebagai bagian dari upaya mengembangkan perekonomian.
Semakin banyaknya UMKM Indonesia yang tentunya akan memasuki pasar internasional.
Produk UMKM Indonesia semakin diminati di pasar global dan mampu bersaing dengan produk lainnya. Transaksi online atau digital akan semakin memperluas jangkauan UMKM ke pasar global.
Meski demikian, UMKM memerlukan booster untuk memperkuat dan memperluas kehadirannya di kancah global. Kapasitas, kualitas, dan kuantitas UMKM harus ditingkatkan agar produk UMKM Indonesia dapat semakin luas jangkauannya dan semakin banyak dikonsumsi di pasar global.
Pemerintah terus memberikan fokus, dukungan dan berbagai inisiatif untuk mengangkat UMKM dan mentransformasikannya menjadi usaha global dan berorientasi ekspor. Melalui hal tersebut, UMKM dapat memajukan diri dan meningkatkan daya saingnya di kancah global.
Jika semakin banyak UMKM yang mendunia dan melakukan digitalisasi, maka ekspor UMKM akan meningkat dan berdampak pada peningkatan perekonomian Indonesia. Kontribusi UMKM dalam ekspor meningkat dari 14,37 persen pada tahun 2020 menjadi 15,69 persen pada tahun 2021.
Bahkan di masa pandemi COVID-19, UMKM tetap menjadi penopang perekonomian dengan kontribusi ekspor sebesar 15,65 persen pada tahun 2022. Pemerintah menargetkan kontribusinya mencapai 17 persen pada tahun 2024.
Namun UMKM masih menghadapi banyak tantangan antara lain inovasi dan teknologi, literasi digital, produktivitas, legitimasi, pembiayaan, branding dan pemasaran, sumber daya manusia, standardisasi dan sertifikasi, pelatihan pemerataan, pelatihan dan fasilitasi, serta database.
Untuk itu, globalisasi dan digitalisasi memerlukan kerja sama dan koordinasi antar seluruh pemangku kepentingan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi UMKM.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah berperan dalam pemberdayaan UMKM dengan memberikan akses terhadap pembiayaan, pelatihan, akses pasar, dan pengembangan merek untuk pengembangannya.
Misalnya, perusahaan ritel milik negara Sarinah yang berkolaborasi dengan operator toko bebas bea global Dufry International AG membuka toko Windownesia guna mempromosikan produk UMKM Indonesia di beberapa negara.
Toko Windownesia pertama dibuka pada 11 Oktober 2023 di Perth, Australia.
Windownesia menampilkan produk-produk berkualitas UMKM Indonesia yang mampu bersaing dengan negara lain. Selain Australia, toko Windownesia rencananya akan dibuka di negara lain seperti Turki dan Arab Saudi.
Menteri BUMN Eric Tohir memuji pembukaan toko Windownesia di Perth karena diyakini mampu meningkatkan kesadaran global akan kehadiran produk UMKM Indonesia.
Dohir yakin kehadirannya di Indonesia akan mengubah cara pandang dan konsumsi produk Indonesia secara global. Indonesia telah menjadi platform baru bagi UMKM Indonesia untuk tumbuh dalam perekonomian global yang semakin saling terhubung.
Selain berstandar internasional, produk yang dipasarkan di toko Windownesia sebagian besar merupakan produk dalam negeri seperti kopi luwak, teh, dan minyak atsiri. Produk-produk UMKM ini telah lolos uji desain, kualitas, penjualan, dan perizinan sehingga tidak perlu diragukan lagi kualitasnya.
Keberlangsungan Windownesia akan terus dijaga dan penerapannya akan terus ditingkatkan agar semakin banyak produk UMKM yang bisa masuk ke pasar global dan menarik pembeli luar negeri.
Sementara itu, BUMN lainnya, Bank Negara Indonesia (BNI), membantu UMKM Indonesia untuk mengakses pasar global, termasuk meningkatkan akses pembiayaan sehingga UMKM dapat memperoleh modal untuk operasional dan pertumbuhannya. bisnis.
Hingga Agustus 2023, BNI telah menyalurkan pinjaman senilai Rp28,53 triliun (sekitar US$1,79 miliar) kepada UMKM berorientasi ekspor, menjangkau total 41.114 peminjam. Sedangkan pada tahun 2022 nilainya hanya Rp26,72 triliun (sekitar US$1,67 miliar).
Peningkatan ini menunjukkan cakupan kredit semakin luas.
Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Chetyawan mengatakan bank juga melaksanakan program untuk membantu UMKM melalui pelatihan, pembinaan, dan business match.
Dalam membantu para pengusaha UMKM meningkatkan kemampuannya untuk go global, BNI memiliki inisiatif khusus yaitu Xpora yang berperan sebagai portal bagi para pengusaha UMKM dalam memenuhi kebutuhannya untuk mengembangkan usahanya secara produktif. Menjadi digital dan global.
Expora juga berfungsi sebagai pusat layanan bagi ekspatriat Indonesia di luar negeri.
Melalui program Xpora yang diluncurkan pada Oktober 2021, BNI menargetkan ekspor pinjaman senilai Rp19,05 triliun (sekitar US$1,19 miliar) kepada 27.518 peminjam pada tahun 2021.
Melalui program Xpora, produk UMKM telah dijual ke berbagai negara seperti Jepang, Amerika, Korea Selatan, Inggris, Hong Kong dan Belanda. Bisnis di sektor makanan minuman dan furnitur mendominasi ekosistem Xpora.
Pelaku UMKM dapat memanfaatkan layanan jaringan kantor cabang BNI di luar negeri di kota-kota yang menjadi pusat perekonomian dunia seperti New York di Amerika, London di Inggris, Hong Kong, Singapura, Tokyo di Jepang, Amsterdam di Belanda. , dan Seoul di Korea Selatan.
Jaringan tersebut berperan strategis dalam mengembangkan ekosistem ekspor-impor sejalan dengan kemampuan BNI di perbankan internasional.
Melalui program Xpora, BNI memberikan layanan dan bantuan terpadu untuk meningkatkan produktivitas dan literasi digital, inklusi dan kapasitas UMKM, serta membantu mereka mengembangkan usahanya hingga menembus pasar global.
Untuk membantu UMKM berproduksi, BNI menawarkan pembiayaan yang mudah dan terintegrasi kepada UMKM berorientasi ekspor dalam program pinjaman Fast Treks, dengan maksimal pinjaman sebesar Rp25 miliar (sekitar US$1,57 juta).
Diluncurkan pada tahun 2022, skema tersebut merupakan skema pinjaman komersial dengan suku bunga kompetitif yang ditujukan untuk eksportir.
Dengan adanya akses pembiayaan, branding dan akses pasar melalui BUMN, diharapkan UMKM dapat bergerak lebih cepat menuju globalisasi dan digitalisasi.
Alhasil, produk UMKM Indonesia mampu bersaing di kancah global dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Berita terkait: Menteri menjajaki kerja sama pengembangan UMKM dengan Afrika Selatan
Berita Terkait: Bank Indonesia dan Bank Dunia siapkan modul pelatihan untuk UMKM
Berita terkait: Kementerian BUMN bantu UMKM perluas pasar
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya