November 23, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Mencari Pemimpin Terbaik Indonesia Jelang Pemilu 2024 – OPEd – Eurasia Review

Mencari Pemimpin Terbaik Indonesia Jelang Pemilu 2024 – OPEd – Eurasia Review

Dengan 204 juta pemilih, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Kancah politik Indonesia memanas jelang perayaan lima tahun demokrasi. Tanggal 14 Februari 2024 merupakan hari dimana rakyat Indonesia akan memilih presiden dan wakil presiden beserta jajarannya untuk melanjutkan pemerintahan.

Joko Widodo akan segera meninggalkan pemerintahannya setelah dua periode (10 tahun). Pada pemilu tahun ini, ada tiga pasangan calon: Anees Rashid Baswedan – Abdul Muhaimin Iskandar (1), Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raqqa (2), dan Kanjar Pranovo – Mahfud MD (3). Untuk memenangkan pemilu kali ini, ketiga kandidat tersebut harus memperoleh setidaknya lebih dari 50% total suara Indonesia. Jika hal ini tidak dilakukan, pemilu tahap kedua akan dilaksanakan pada bulan Juni. Maka selama beberapa bulan terakhir, para kandidat terus berkampanye hingga 10 Februari untuk menarik hati masyarakat Indonesia.

Pada pemilu kali ini muncul isu baru yang menarik perhatian seluruh masyarakat. Dilihat dari kecilnya pemerintahan di bawah Joko Widodo, Indonesia mampu mendorong pertumbuhan ekonomi namun mengalami kemunduran dalam hal demokrasi, salah satunya ditunjukkan dengan adanya politik dinasti. Pada pemilu kali ini, putranya, Prabowo Subianto, mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden sehingga menimbulkan keonaran dalam politik dinasti. Dampak pencalonan tersebut semakin meluas seiring dengan kritik dari berbagai universitas di Indonesia terhadap Jokowi dan Gibran yang dianggap anti demokrasi dan menyalahgunakan kekuasaan.

Untuk meyakinkan masyarakat Indonesia akan keinginan mereka, Komisi Pemilihan Umum, lembaga yang bertugas menyelenggarakan pemilu, telah mengadakan lima debat calon presiden dan wakil presiden untuk mengetahui lebih jauh visi dan misi masing-masing kandidat. Pada artikel kali ini kita akan membahas kelebihan dan kekurangan masing-masing calon presiden.

READ  Abu vulkanik memaksa penutupan bandara dan evakuasi di Sumatera Barat, Indonesia

Adas Busved

Anies Baswedan adalah seorang aktivis politik Muslim yang mendorong perubahan pada masa pemerintahannya. Ia menjadi gubernur DKI Jakarta sebelum mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia. Selama menjabat Gubernur, ia mengaitkan keberhasilan konsolidasi angkutan umum, pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah, pengembangan fasilitas olahraga, dan digitalisasi pembangunan Jakarta International Stadium (JIS). Pelayanan umum. Namun, ia kerap menggunakan politik identitas saat kampanye untuk menjadi gubernur, dan pada tahun 2017 ia mencalonkan diri melawan Ahok, yang beragama Kristen dan Tionghoa. Sebagai calon presiden, Anis memilih Imin sebagai cawapresnya, sekaligus mengincar suara di Jawa Timur. Di daerah, Imin juga menjabat Ketum PKB. Keduanya mengusung ‘Indonesia Adil Makmur Untuk Semua’ dalam pemilihan umum.

Bravo Subianto

Prabowo Subianto menjabat Menteri Pertahanan pada pemerintahan Joko Widodo hingga tahun 2024. Selama menjabat, ia mengaku banyak prestasi, seperti modernisasi alutsista Indonesia, peningkatan sektor keamanan dalam negeri, serta kontribusi terhadap perekonomian dan lapangan kerja. Dalam mencalonkan diri sebagai presiden, ia memiliki visi untuk meneruskan perkembangan Joko Widodo. Prabowo sendiri terkenal di kalangan anak muda dengan slogannya ‘Jemoi’. Namun, masa lalunya yang kelam tidak luput dari perhatiannya. Ia diduga diculik dalam 23 operasi kerusuhan Mei 1998 saat menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Setelah itu, ia dipecat karena alasan moral dan bahkan namanya masuk daftar hitam AS. Selain itu, ia juga terlibat dalam kejahatan pada masa perang brutal Indonesia di Timor Timur. Prabowo bersama Wakil Presiden dan Wakil Presidennya mendukung “Persama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” selama kampanye pemilu mereka.

Kanchar Pranovo

Kanjar Pranovo adalah gubernur Jawa Tengah dua periode dan selama kampanyenya, ia menggunakan pendekatan populis yang dikenal sebagai bluesukan. Kanjar sendiri maju sebagai calon presiden bersama PDIP. Selama menjabat gubernur, banyak keberhasilan yang diraihnya seperti peningkatan akses pendidikan, perbaikan pertanian melalui Skema Kartu Tani, dan perbaikan infrastruktur. Namun, ia juga tidak kebal dari masa lalu yang kontroversial, seperti konflik pertanian di Watas dan Rembang, di mana ia membiarkan operasi pertambangan PT Seman Indonesia dan warga Watas diancam dan ditangkap oleh aparat penegak hukum. Selain itu, Kanjar juga mendapat perhatian usai ditolak timnas Israel di Piala Dunia U-20. Akibatnya, timnas Indonesia gagal mengikuti ajang tersebut dan Indonesia gagal menjadi tuan rumah serta mengalami kerugian sebesar Rp 3,7 triliun. Pada masa pencalonan presiden dan wakil presiden, Kanjar dan rivalnya mendukung ‘Kerak Sebat Menuju Indonesia Ungul’.

READ  Kematian Pemerintah Indonesia Lewati 100.000 Rumah Sakit Delta Tenggelam | Indonesia

Jadi, terlepas dari kelebihannya, mereka memiliki catatan hitam. Kami berusaha mencari pemimpin terbaik dalam pemilu ini karena tidak ada pemimpin yang sempurna. Oleh karena itu, mari gunakan hak pilih kita untuk memilih pemimpin yang mempunyai visi dan tujuan yang baik demi kemajuan Indonesia. Pilihlah secara jujur ​​dan diam-diam tanpa ada tekanan dari pihak manapun.