Jakarta (Antara) – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sebagai Ketua Sherpa Track G20, Presiden Indonesia akan mendorong agar hasil KTT G20 bisa ditindaklanjuti.
“Jokowi (Joko Widodo) berulang kali mengatakan bahwa hasil pertemuan G20 harus berupa deliverable yang konkret. Jadi memang benar hasil konkritnya nanti ada rencana tindak lanjutnya,” kata Susivijono, Sekretaris Kementerian, dalam konferensi pers daring yang berlangsung di Jakarta, Selasa.
Presidensi G20 Indonesia juga berusaha untuk memberi contoh, katanya. Sebagai contoh, Indonesia telah menggunakan kendaraan listrik di setiap acara terkait pertemuan internasional untuk mendorong penggerak ekonominya ke arah yang lebih hijau.
Indonesia lebih banyak menggunakan kendaraan listrik, dan beberapa waktu lalu Universitas Indonesia menawarkan bus listrik, seperti yang dilakukan beberapa perusahaan swasta, kata Susiwijono.
Proyek-proyek yang muncul dari KTT G20 tahun ini akan dibahas bersama pada pertemuan tahun depan.
“Ada forum tahunan di mana kita bisa meninjau banyak kesepakatan yang telah dilakukan bersama,” katanya.
Tahun ini, di tengah berbagai krisis global, Indonesia telah memberikan kontribusi yang adil, sehingga banyak yang mengapresiasinya, tambahnya.
Berita terkait: Widodo memerintahkan instansi pemerintah untuk menggunakan EV untuk tujuan resmi
“Kami berharap semua negara G20 dapat menghadiri KTT G20 di Bali pada November 2022. Yang terpenting bukan hanya kehadiran fisik. Kami berharap dapat mencapai kesepakatan yang akan datang dalam bentuk pemimpin. ‘ deklarasi,” katanya.
Mengomentari beberapa pertemuan di bawah jalur Sherpa, dia mengatakan setiap negara menyepakati substansi teknis dari pernyataan kepemimpinan yang dihasilkan dari setiap pertemuan.
“Hal di luar teknis yang masih perlu kita bahas bersama dalam pertemuan Sherpa ini. Adapun target peluncuran KTT, nanti di KTT akan diadopsi deklarasi para pemimpin yang dibahas dalam Sherpa (pertemuan),” tambah Susivijono.
Berita Terkait: Sumber Daya Manusia, Industri Manufaktur Mendukung Transisi ke EVs
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya