SEATTLE – (AP) – Gugatan yang diajukan di Seattle terhadap Boeing atas jatuhnya sistem autotrote jet 737 tua Januari lalu ketika sebuah pesawat Sriwijaya jatuh di Laut Jawa di Indonesia, menewaskan 62 orang di dalamnya.
Seattle Times Diumumkan Gugatan, yang diajukan Kamis di Pengadilan Tinggi King County atas nama 16 keluarga yang terlibat dalam kecelakaan itu, mengutip insiden sebelumnya yang melibatkan kegagalan sistem di 737 Autotrote, dan mengatakan sistem seharusnya didesain ulang.
Dalam sebuah pernyataan, Boeing menyatakan belasungkawa kepada keluarga dan orang yang dicintai yang meninggal dalam kecelakaan 9 Januari itu, tetapi mengatakan “tidak pantas untuk berkomentar ketika teknisi kami terus membantu penyelidikan atau dalam kasus yang tertunda.”
737, yang jatuh karena kecelakaan maskapai yang terinfeksi COVID-19, dilarang terbang selama sembilan bulan tahun lalu. Pengawas lalu lintas udara Indonesia mengeluarkan sertifikat udara baru untuk jet tersebut pada bulan Desember, yang memungkinkannya terbang lagi.
Menurut laporan awal kecelakaan pesawat Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Indonesia SJ182, catatan perawatan menunjukkan bahwa pada hari-hari menjelang kecelakaan, pilot berulang kali melaporkan masalah dengan autotrof dan teknisi mencoba memperbaiki masalah dengan membersihkan sakelar dan konektor. . .
Tak lama setelah lepas landas dari Jakarta, pesawat itu tenggelam ke laut dekat rangkaian Kepulauan Seribu dalam hujan deras.
Srivijaya Air hanya mengalami insiden keamanan kecil di masa lalu, dan pada tahun 2008 seorang petani terbunuh ketika dia turun dari landasan pacu saat mendarat karena masalah hidrolik.
More Stories
Hutan berbasis wakaf: Memanfaatkan filantropi Islam untuk pendanaan iklim di Indonesia
Sulit dipercaya! Gadis muda Indonesia ini memecahkan rekor dunia T20 dengan mencatatkan 7 gawang untuk 0 run Berita Kriket
Indonesia bisa menghadapi kenaikan harga bawang tanpa impor: Menteri