JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah Indonesia terus meningkatkan kerja sama dengan International Finance Corporation (IFC) dalam mengatasi tantangan perekonomian global.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indravati menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Managing Director IFC Magdar Diop pada acara Spring Meeting IMF-Bank Dunia di Washington, AS pada 19 April lalu.
Pertemuan bilateral ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan IFC serta memberikan dampak positif bagi kesejahteraan Indonesia, kata Sri dalam keterangannya, Senin.
Dalam pertemuan tersebut dibahas beberapa topik, antara lain lanskap perekonomian global dan domestik terkini serta kerja sama yang akan dikembangkan antara Indonesia dan IFC.
Kedua belah pihak mengakui bahwa tantangan perekonomian global terus berubah dan ketidakpastiannya tinggi, terutama dengan adanya pemilihan umum di lebih dari 70 negara.
Hal ini akan berdampak pada perubahan kebijakan luar negeri negara-negara secara global, kata Sri.
IFC adalah cabang Bank Dunia yang membantu pengentasan kemiskinan melalui kolaborasi sektor swasta di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sri menyambut baik inisiatif IFC untuk memperluas operasinya di Indonesia, terutama komitmennya dalam melindungi kesejahteraan kelompok rentan.
Sejauh ini investasi IFC di Indonesia mencapai US$9,6 miliar.
“Mudah-mudahan kerjasama ini dapat terus memberikan jawaban terhadap tantangan perkembangan saat ini,” ujarnya.
Pada pertemuan musim semi IMF-Bank Dunia, Sri berbicara tentang kondisi perekonomian global, regional dan nasional yang berubah dengan cepat dan bergejolak akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan belahan dunia lainnya.
Berita terkait: Menkeu bahas penguatan posisi Indonesia di AIIB
Berita terkait: Indonesia berbagi pengalaman penanganan COVID-19 pada pertemuan IMF
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya