Seoul, Februari. 5 (Yonhap) — Indonesia berkomitmen untuk proyek pengembangan jet tempur bersama dengan Korea Selatan di tengah penyelidikan atas dugaan upaya seorang insinyur Indonesia untuk mencuri teknologi jet, kata sebuah laporan berita.
Pada hari Jumat, pejabat keamanan Seoul mengungkapkan penyelidikan yang sedang berlangsung oleh pejabat intelijen dan keamanan atas tuduhan yang ditemukan bulan lalu di pabrik pesawat, Korea Aerospace Industries (KAI).
Teddy Luxmono, direktur teknologi dan keamanan di kementerian pertahanan Indonesia, menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan kerja sama dengan Korea Selatan dalam proyek tersebut pada hari berikutnya, menurut harian Kompas.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa Indonesia telah menyiapkan dana sebesar Rp1,25 triliun (US$79,6 juta) pada tahun ini untuk menutupi bagian yang belum dibayar dari biaya proyek bersama senilai lebih dari Rp8 triliun (US$6 miliar) yang diluncurkan pada tahun 2015.
Seoul setuju untuk membayar sekitar 60 persen biaya proyek, dan Jakarta dan KAI masing-masing menanggung 20 persen.
Namun komitmen Indonesia terhadap proyek tersebut menghadapi pertanyaan karena gagal melakukan pembayaran tepat waktu, dengan pembayaran yang terlambat diperkirakan mencapai hampir 1 triliun won pada bulan Oktober lalu.
Pada hari Senin, Choi Kyung-ho, juru bicara Badan Pengadaan Senjata Korea Selatan, mengatakan pada pengarahan rutin bahwa pembicaraan saat ini sedang berlangsung dengan Indonesia mengenai pembagian biaya untuk proyek tersebut.
Program KF-21, yang bertujuan untuk mengembangkan pesawat tempur supersonik untuk menggantikan jet F-4 dan F-5 Korea Selatan yang sudah tua, berencana untuk mengerahkan model pertama ke angkatan udara negara tersebut pada tahun 2026.
[email protected]
(AKHIR)
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya