A. Analisis situasi
Interpretasi bencana
Pada tanggal 15 Januari 2021, gempa bumi berkekuatan 6,2 mengguncang wilayah Majene di provinsi Sulawesi Barat pada pukul 01.30 waktu setempat. Institut Meteorologi, Iklim dan Geofisika Nasional (Meteorologi Pathan, Klimatologi, Geofisika Fajar atau PMKG) melaporkan gempa bumi (3,1 m) dan enam gempa susulan, yang terkuat berkekuatan 4,1.
Menurut BNPP, tiga kabupaten terkena dampak parah, yaitu Kabupaten Majene Mamuju dan Bolewali Mandir.
Sedikitnya 107 orang tewas dalam gempa itu – 97 di Mamuju dan 10 di Majeen – 3 hilang. Lebih dari 15.000 rumah rusak, dan laporan terbaru menunjukkan lebih dari 71.000 orang mengungsi, dengan beberapa berlindung di 335 kamp pengungsi di provinsi tersebut. Secara total, 99.827 orang (23.248 rumah tangga) terkena dampaknya.
Gempa tersebut merusak kantor pemerintah dan bisnis swasta, serta sekolah, pasar, dan situs keagamaan. Di Mamuju, sebuah rumah sakit besar ambruk. Jaringan listrik dan komunikasi terputus untuk sementara, sehingga sulit untuk berkomunikasi dengan Mamu saat keadaan darurat. Jalur komunikasi telah diperbaiki sementara jaringan jalan seringkali dapat dilalui.
Pada pagi hari tanggal 20 Januari 2021, PMKG mengindikasikan adanya kemungkinan gempa bumi di Majeen yang dapat menyebabkan tanah longsor di bawah laut yang dapat menimbulkan tsunami. Perusahaan mengimbau masyarakat untuk menjauh dari bangunan dan daerah pesisir yang rentan.
Respons pemerintah Indonesia diperkirakan berupa bencana provinsi, keadaan darurat dari 29 Januari hingga 5 Februari, dan masa pemulihan bantuan hingga 5 April 2021.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya