JAKARTA (Antara) – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, Pemerintah Indonesia tidak akan melakukan impor untuk meredam kenaikan harga bawang merah saat ini.
“Bawang merah tidak akan diimpor. Tidak, tidak boleh kita izinkan,” kata dia usai menghadiri ramah tamah pasca Idul Fitri di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Hal itu disampaikannya sembari menanyakan kemungkinan pemerintah mengimpor bawang merah untuk mengatasi kenaikan harga komoditas di dalam negeri.
Pada hari Kamis, harga rata-rata bawang merah nasional mencapai Rp53.500 (US$3,28) per kilogram, menurut data Badan Pangan Nasional (PABANAS). Harga tertinggi, Rp81.620 (US$5,04) per kilo, tercatat di Papua tengah, sedangkan harga terendah Rp35.990 (US$2,22) per kilo terjadi di Kepulauan Riau.
Sedangkan harga terbaik untuk bawang bombay dalam jumlah yang sama berada pada kisaran Rp30 ribu-Rp40 ribu (US$1,85-US$2,46).
Hasan menegaskan, karena Indonesia mampu menanam bawang merah sendiri, maka tidak perlu melakukan impor untuk mengendalikan harga.
“Kami bisa memproduksi bawang merah sendiri. Kalau ada bawang impor, kami akan ambil tindakan,” tegasnya.
Berita terkait: Kementerian menyarankan pemerintah daerah mengendalikan harga pangan
Hassan dalam acara tersebut menjelaskan, banjir di Prebs, Jawa Tengah menyebabkan harga bawang merah naik sehingga menyebabkan terganggunya pasokan produk.
“Alasannya adalah banjir yang terjadi baru-baru ini. Saya berharap minggu depan harga mulai turun. Saya berharap seminggu lagi harga kembali normal,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan IC Karim mengatakan kementerian akan terus memantau perkembangan harga bawang merah di pasar, meski kewenangan memanipulasi harga berada di tangan papanas.
Ia juga mencatat, pemerintah sedang menjaga stok bawang merah di Bhima, provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Kita lihat (stok) di Bhima, NTB. Perlu diketahui, Bhima juga sumber bawang merah, selain prebs,” ujarnya.
Berita Terkait: Pemimpin zona mendesak 3 langkah untuk menstabilkan harga pangan
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya