Doha, Qatar: Indonesia akan berusaha sekuat tenaga ketika menghadapi tim kelas berat Asia Barat Irak dalam pertandingan pertama Grup D Piala Asia AFC Qatar 2023 hari ini.
Meski menjadi tim unggulan kedua terendah di turnamen tersebut dan tim termuda di grupnya, pelatih kepala Indonesia Shin Tae-yong mengharapkan yang terbaik dari anak buahnya melawan juara 2007 di Stadion Ahmad Bin Ali.
Indonesia berada di peringkat 146 peringkat FIFA, sementara Irak berada 83 peringkat di atasnya, namun Shin tetap optimis dengan potensi Indonesia.
“Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok,” kata Shin.
“Meski tim peringkat terbawah di grup, tapi kalau kita duduk dan menunggu, sepak bola Indonesia tidak akan berkembang. Kami ingin mengikuti tren sepak bola modern, melakukan yang terbaik dari belakang dan segalanya. Taktik kami akan fokus pada mengembangkan sepak bola Indonesia, bukan sekedar hasil,” kata pemain asal Korea Selatan itu.
Setelah menderita kekalahan 5-1 melawan Irak di kualifikasi sebelumnya, Shin kali ini mengharapkan hasil berbeda di Doha.
“Kami bermain melawan Irak di negara mereka sendiri dan kondisinya tidak bagus bagi kami. Kami masih belum punya cukup waktu untuk bersiap kali ini, tapi kami berada dalam posisi yang lebih baik sekarang dan Anda bisa berharap lebih dari kami,” 53 kata -tahun.
Pelatih kepala Irak Jesus Casas mengakui kondisi berbeda di Basra pada pertemuan sebelumnya pada November tahun lalu.
“Semua pertandingan berbeda, kami bermain di Basra dua bulan lalu, tapi suasananya berbeda dan itu membuat kami lebih nyaman,” kata pelatih asal Spanyol itu.
Casas mengatakan dia mengharapkan pertandingan yang ketat di mana detail-detail kecil dapat menentukan hasilnya.
Menyadari keinginan Indonesia untuk pulih, ia menghimbau para pemainnya untuk tetap fokus.
“Besok akan menjadi pertandingan yang berbeda karena ada banyak faktor dalam pertandingan singkat; Penalti, kartu merah, beberapa momen menegangkan dan semuanya akan berubah,” kata Casas, mengindikasikan bahwa pertemuan Grup D akan menjadi pertandingan yang intens, tidak peduli bagaimana tampilannya.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya