Mei 16, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

‘Berteriak kepada dunia, hentikan genosida’: Para dokter Indonesia berunjuk rasa untuk Gaza |  Berita konflik Israel-Palestina

‘Berteriak kepada dunia, hentikan genosida’: Para dokter Indonesia berunjuk rasa untuk Gaza | Berita konflik Israel-Palestina

Para pekerja medis di Indonesia menyerukan diakhirinya serangan pasukan Israel terhadap rumah sakit dan petugas kesehatan di Gaza.

Medan, Indonesia – Para dokter Indonesia mengadakan acara doa bersama di Jakarta untuk menyerukan gencatan senjata dan diakhirinya “genosida” di Gaza, yang memaksa sebuah rumah sakit Indonesia di bagian utara Wilayah Palestina yang dilanda perang untuk ditutup.

Diselenggarakan oleh Medical Emergency Response Committee (MER-C), yang mendanai pembangunan rumah sakit Indonesia pada tahun 2011, acara tersebut melibatkan staf dari asosiasi dokter, bidan, apoteker, dan dokter gigi Indonesia di Jakarta dan secara online.

Ikatan Dokter Indonesia dan MER-C mengatakan dalam pernyataan bersama, “Saatnya berteriak kepada dunia, hentikan genosida.”

“Serangan terhadap rumah sakit dan petugas kesehatan merupakan pelanggaran hukum internasional,” kata mereka dalam pernyataan itu.

“Sebanyak 22 rumah sakit dan 49 puskesmas di Jalur Gaza terpaksa menghentikan operasinya karena arogansi Israel,” kata kedua kelompok tersebut, seraya menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk “menekan Israel agar melakukan diplomasi yang tegas di kancah internasional. pendudukan di Gaza”.

Ketiga relawan Indonesia, Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Sanjabil Al Ayoubi, saat ini berada di RS Indonesia di Beit Lahia, Gaza.

Direktur rumah sakit, Atef al-Kahlout, mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Kamis bahwa fasilitas medis tidak dapat lagi “menyediakan layanan apa pun… tidak ada lagi tempat tidur untuk pasien”.

Serangan besar-besaran Israel dilaporkan terjadi di sekitar rumah sakit Indonesia pada hari Jumat. Jurnalis Husam Shabat mengatakan dari sebuah rumah sakit di Indonesia yang meliput ledakan tersebut: “Kami tinggal di neraka selama 15 menit.”

Shabad mengatakan hari Jumat adalah hari tersulit sejak perang dimulai, dengan Israel melakukan pemboman setiap hari.

READ  Indonesia menyelidiki ledakan mematikan di pabrik nikel milik China

Dr Zeki Eko Trivahyudi, seorang dokter ortopedi dan trauma di Rumah Sakit Islam Sembaga Putih Jakarta, yang menghadiri acara doa di ibu kota Indonesia, mengatakan dukungan untuk warga Gaza adalah “setidaknya yang bisa dia lakukan”.

“Fasilitas kesehatan yang tidak disebutkan secara spesifik telah menjadi sasaran pasukan Israel selama sebulan terakhir. Tanpa dasar apapun, banyak alasan yang dibuat untuk menyerang rumah sakit dan petugas kesehatan. “Semua rumah sakit di Jalur Gaza telah menjadi sasaran,” katanya.

Triwahudi mengatakan respons kemanusiaan sangat mendesak karena dua rumah sakit trauma terbesar dan paling terkenal, Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, “telah lumpuh selama beberapa hari terakhir.”

Rumah Sakit Indonesia adalah rumah sakit trauma utama di Gaza utara, sehingga memberikan perawatan penting di wilayah tersebut, sedangkan Rumah Sakit al-Shifa terletak di Gaza tengah, katanya.

‘Respon Indonesia akan lebih kuat lagi’

Ketika para pekerja kesehatan Indonesia mendukung rumah sakit Indonesia dan penderitaan di Gaza, pemerintah Indonesia menghadapi situasi diplomatik yang menantang sehubungan dengan perang tersebut, dan nasib rumah sakit serta stafnya, seiring dengan semakin dekatnya jarak Jakarta dengan Amerika Serikat – sekutu setia Israel. .

Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan telah menyaksikan demonstrasi besar-besaran yang mendukung Palestina dan seruan untuk memboikot bisnis yang terkait dengan Israel.

Dalam pertemuan awal pekan ini, Presiden Indonesia Joko Widodo mendesak Presiden AS Joe Biden untuk mengakhiri “kekejaman” di Gaza dan membantu mewujudkan gencatan senjata. Keduanya kemudian sepakat untuk meningkatkan hubungan diplomatik menjadi “kemitraan strategis yang komprehensif”.

Associate Professor Universitas Queensland Ahmad Riski M Omar mengatakan kepada Al Jazeera bahwa meskipun Indonesia telah membangun dan melengkapi rumah sakit Indonesia di Gaza, namun kini Indonesia tidak dapat mengamankannya.

READ  Jamaah haji Indonesia terakhir yang berobat di Arab Saudi telah kembali ke tanah air

“Tidak ada kapasitas diplomasi yang cukup untuk membela Indonesia, terutama dari serangan pasukan Israel,” ujarnya. “Respon Indonesia akan sangat kuat dengan meyakinkan negara-negara lain untuk memberikan tekanan kepada Israel, terutama untuk mendorong gencatan senjata dan respon kemanusiaan yang kuat,” ujarnya.

Yogi Prabowo, seorang dokter ortopedi dan trauma di Rumah Sakit Islam Sembaga Budih Jakarta, mengatakan penghentian operasional rumah sakit di Indonesia akan berdampak buruk bagi warga Palestina, terutama setelah al-Shifa juga berhenti memberikan layanan.

“Rumah Sakit Indonesia adalah yang terakhir memberikan layanan medis di Gaza, tetapi sekarang sudah ditutup,” kata Prabowo.