Di Indonesia, genre yang paling populer adalah Tangdut, yang mendapat pengaruh dari musik Arab, Melayu, dan India. Umumnya lagu-lagu dangdut dibawakan dengan alat musik seruling, sitar, gitar, dan perkusi seperti zentang dan tabla, sehingga menghasilkan suara unik yang sangat populer sejak tahun 1960-an.
Seiring berjalannya waktu, dangdut berkembang, mengambil pengaruh dari genre modern seperti R&B, hip-hop, dan musik dance modern. Meski begitu, genre ini tidak akan menjadi musik populer di Indonesia jika bukan karena pionirnya yang sudah lama terlupakan, Muhammad Mashafi.
Hanya ada sedikit informasi tentang Mashabi di internet, dengan sumber yang saling bertentangan mengatakan bahwa dia lahir pada tahun 1930an atau 40an. Dia meninggal muda di tahun 60an, meninggalkan sembilan rekaman lagu, meskipun dia menciptakan 40 lagu. Namun di antara sembilan lagu tersebut, ada beberapa lagu terpopuler dalam sejarah musik Indonesia, selain lagu ‘Renunganlah’. Itu menjadi salah satu jalur karaoke terbesar di negara ini.
Mashabi tidak akan menyadari pengaruhnya terhadap musik modern Indonesia di luar negara asalnya. Baru-baru ini kompilasi lagu revolusionernya dirilis – Malam Kafila: Variasi Melayu-Arab di Indonesia sejak tahun 1960anmengekspos musiknya ke khalayak internasional yang luas.
Album tersebut menampilkan lagu-lagu Mashabi yang direkam bersama band Melayu Kelana Riya yang ia ikuti pada tahun 1950-an. Meskipun sebagian besar sejarah Mashafi tidak diketahui, kita tahu bahwa ayahnya adalah anggota Band Melayu Al-Wardah, yang menginspirasinya untuk menjadi seorang musisi.
Kelana Riya Malay Band dibentuk oleh dua musisi Indonesia, Munif Bahasuan dan Adi Karso, yang diizinkan Mashabi untuk bernyanyi bersama. Dalam wawancara yang jarang terjadi BBCBahasaun menjelaskan: “Dia sangat senang bergabung dengan kami karena saya selalu memberinya kebebasan untuk berkreasi dan menyanyikan lagu-lagunya.”
Ia menambahkan: “Saya rasa tidak ada penyanyi dangdut yang memiliki jiwa yang sama dengannya. Dia selalu bernyanyi dengan sepenuh hati. Bahasuan menegaskan, “Dia menciptakan dari indera dan jiwa.”
Beberapa lagu Mashabi sangat menyedihkan. Dalam wawancara yang sama, Abubakar, saudara laki-laki mendiang musisi, menjelaskan bahwa Mashabi mengubah patah hati di kehidupan nyata menjadi lagu setelah orang tua pacarnya menyangkal hubungan mereka. Selanjutnya, lagu-lagu emosional Mashafi menjadi terkenal di Indonesia karena kualitas liriknya yang kuat.
Meskipun Mashabi hanya merilis sedikit katalog lagu selama kariernya, ia cukup mengubah musik Melayu sehingga dikenang sebagai salah satu pionir terpenting di negara ini. Mashabi membuka jalan bagi musik Dangdut modern dengan memperkenalkan teknik-teknik inovatif seperti instrumen baru, mengambil langkah lebih cepat dan menjauh dari tradisi. Menurut pakar musik Melayu Kais Salifa, “Awalnya musik Melayu merupakan musik etnik yang hanya dikenal di Medan dan Rea; Mereka [Mashabi and his contemporaries] Musik Melayu menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya