Rencana IPO PT Barito Renewable Energy di Bursa Efek Jakarta diperkirakan akan mengumpulkan dana sebesar $228 juta dan akan bergabung dengan perusahaan panas bumi lainnya, Pertamina Geothermal Energy.
PT Barito Renewables Energy Tbk Indonesia, sesama operator panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk memasuki pasar awal tahun ini. Bersamaan dengan itu, persiapan IPO di Bursa Efek Indonesia.
Barito Renewables mulai beroperasi melalui salah satu anak perusahaannya, Star Energy Geothermal Group, yang mengakuisisi kapasitas sebesar 886MW pada tahun 2017/2018, mewakili sekitar 38 persen pangsa pasar Indonesia. Sementara itu, per 30 Juni 2022, PGEO baik langsung maupun tidak langsung memegang hak atas 13 konsesi panas bumi dengan total kapasitas terpasang 1.877MW, dimana 672MW dioperasikan sendiri dan 1.205MW dioperasikan oleh kontraktor operasi bersama (KOB).
Analis riset di NH Corindo Securitas melihat langkah Parito Renewables (BREN) sebagai langkah yang menjanjikan dan tepat waktu dengan target pemerintah Indonesia saat ini dalam penerapan energi terbarukan.
Berdasarkan data ThinkGeoEnergy dan NS Energy, Indonesia merupakan produsen energi panas bumi terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat (AS). Pada tahun 2022, Indonesia ditargetkan memiliki kapasitas pembangkit listrik nasional sebesar 2.356 megawatt (MW).
Melihat kinerja Barito Renewables Energy (BREN), jadwal IPO baru Barito Renewables Energy (BREN) yang dilakukan Prajoko Bankestu menargetkan pendanaan sebesar Rp 3,51 triliun (ca USD 228 juta). Kementerian Energi ESDM membenarkan Pertamina Geotermal (PGEO) ingin menggabungkan PLTP Sorik Marabi. Menurut Leonardo, kehadiran BREN di Bursa Efek Indonesia (BEI) diharapkan dapat mempengaruhi pertumbuhan permintaan pasar yang pada akhirnya menjadi salah satu pendorong tercapainya cita-cita Indonesia menjadi negara panas bumi terbesar. Kapasitas di dunia pada tahun 2030. Posisi ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi BREN karena investor umumnya fokus pada emiten yang mengutamakan target kinerja sesuai kebijakan pemerintah. Sementara itu, langkah BREN yang melakukan IPO bisa diartikan sebagai langkah awal untuk mendorong perusahaan sejenis di Indonesia melakukan aktivitas korporasi IPO, misalnya PT Supreme Energy.
Dalam berita terpisah, Anda akan melihat berita ini di situs Portal Energi bertenaga AI, yang mengambil berita apa pun yang kami posting dan menerbitkan salinannya. Kami dengan hormat meminta Anda untuk terus mendukung kegiatan kami.
Sumber: Bisnis.com
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya