November 23, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Tindakan keras keamanan Indonesia di Papua Barat – ‘penggerebekan mengejutkan, penyiksaan’

Tindakan keras keamanan Indonesia di Papua Barat – ‘penggerebekan mengejutkan, penyiksaan’

Laporan Asia Pasifik

Aparat keamanan Indonesia mengintensifkan operasi di berbagai wilayah konflik di Papua Barat Lembaga Hak Asasi Manusia.

Menurut informasi yang diterima oleh organisasi pemantau internasional, pasukan keamanan menyerang desa-desa dan membakar tempat tinggal.

Penggerebekan dikatakan terjadi di daerah konflik tinggi di Papua Barat, terutama di kabupaten Bangkok, Nduka dan Indan Jaya, dan pada 1 dan 2 April 2023 di daerah konflik yang tidak terlalu besar seperti Elilim dan Abahapsili di Kabupaten Yalimo. Bentrokan pecah akhir pekan lalu antara tentara Indonesia dan pejuang pro-kemerdekaan.

Penduduk asli Papua, termasuk perempuan dan anak-anak, ditangkap dan disiksa.

Para pengamat memperkirakan beberapa minggu lalu bahwa konflik akan meningkat setelah militer Indonesia mengirim lebih dari 2.000 personel tambahan ke Papua Barat sepanjang Maret 2023.

‘Siap Perang Darat’
Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Lakshamana Udo Marcono mengumumkan bahwa modus operasi terhadap Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) telah berubah dari “pendekatan lunak” menjadi operasi “siap perang darat” setelah perselisihan. Pada 15 April 2023 di Nduga, puluhan tentara tewas dalam baku tembak dengan anggota TPNPB.

Sementara itu, peningkatan kehadiran aparat keamanan dibarengi dengan program “sosialisasi” yang dijalankan pemerintah di mana anggota TNI dan Polri berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat.

Mereka berpartisipasi dalam kerja kolektif, bersekolah, mengambil atau menemani layanan kesehatan esensial.

Banyak penduduk asli Papua yang trauma dengan sejarah puluhan tahun kekerasan operasi militer di Papua Barat, katanya Lembaga Hak Asasi Manusia.

Mereka takut akan penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, pembunuhan atau penghilangan paksa.

Kehadiran militer di sekolah, fasilitas kesehatan dan gereja membatasi penduduk asli Papua untuk mengakses layanan publik yang penting.

READ  Nominasi presiden Indonesia, May Day dan politik buruh yang terfragmentasi