Ringan, utilitas pinjaman peer-to-peer, menawarkan solusi kredit digital yang dikembangkan oleh One Connect Financial Technology, mitra Ping On Group, untuk memberikan pengalaman aplikasi pinjaman yang lancar dan aman bagi masyarakat Indonesia.
Solusi Digital mengotomatisasi dan menyederhanakan proses kredit Ringan dari asal kredit, manajemen dan aplikasi utang, penagihan utang, penilaian risiko, analisis dan pelaporan.
Dalam sebuah pernyataan, Ringan mengatakan, “Proses aplikasi sederhana akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia karena teknologi kecerdasan elektronik (eKYC) dapat memverifikasi identitas dari jarak jauh dan mengotomatiskan formulir demografi untuk memproses aplikasi pinjaman tanpa kerumitan.”
Warga Indonesia dapat mengajukan permohonan melalui alur kerja tanpa kertas dan yang dioperasikan secara elektronik untuk pencairan cepat pinjaman tanpa jaminan hingga ITR 20.000.000.
Aplikasi Ringan melakukan pelatihan pengenalan-pelanggan elektronik menggunakan teknologi pencegahan penipuan kecerdasan buatan OneConnect.
Ringan mengatakan telah melayani lebih dari 200.000 pengguna terdaftar dan telah mengucurkan lebih dari $ 10 miliar dalam rupiah hingga saat ini.
Lebih dari 100.000 pelamar telah berhasil memindai kartu ID KTP mereka dan menyelesaikan aplikasi pinjaman pada prosesor Ringen.
Kata Yutono Ravis, CEO dan CEO dari Lightweight.
“OneConnect adalah mitra sempurna bagi lembaga keuangan yang mencari teknologi mutakhir untuk memfasilitasi aplikasi pinjaman, sekaligus melindungi perusahaan kami dari penipuan dan potensi kerugian.
Pada saat yang sama, kami dapat memberikan pengalaman yang lebih baik dan proses yang mulus kepada pelanggan kami.
Yao Jing, CEO dan CEO BT One Connect Financial Technology, Indonesia.
“Melalui perjalanan pelanggan tanpa gangguan, Ringan kini dapat mengukur dan melayani masyarakat Indonesia dengan cara yang benar-benar efisien.
Kami berharap kolaborasi kami akan memperdalam proses perbankan tradisional dan membawa lebih banyak dana bagi masyarakat Indonesia.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya