[Brief] Angkatan Laut Indonesia melaporkan pencarian kapal manusia yang berhasil dari sebuah kapal tanker yang berlayar melalui perairannya. Pelaut yang hilang itu diselamatkan delapan jam setelah dia dilaporkan hilang. Dia telah kembali ke kapalnya setelah perawatan medis.
Menurut Angkatan Laut, panggilan tragis direkam tepat setelah tengah malam pada 7 Mei. Kapal tanker produk MT50.200 Dowt milik Jepang St. Catherine, Salah satu dari 17 awaknya dilaporkan hilang dan diyakini telah naik. Pada saat laporan dibuat, kapal tanker berbendera Singapura itu sedang dalam perjalanan ke Malaysia dengan membawa 21.000 ton kargo dari Vladivostok Rusia. Ia melakukan perjalanan di Laut Neduna Utara di sebelah barat Kalimantan ke Selat Singapura.
Kapal tanker itu mengatakan sedang mencari awak yang hilang dan meminta bantuan pihak berwenang setempat.
Kapal Angkatan Laut Indonesia, The John Poe-358 Dikatakan berada di daerah itu dan dikirim untuk membantu pencarian. Angkatan Laut Indonesia mengatakan kapal mereka dipamerkan dalam waktu dua jam setelah MOB dipanggil. Mereka memulai operasi SAR menggunakan metode pencarian persegi panjang standar.
“Korban berhasil dievakuasi ke keadaan aman, namun hipotermia terjadi setelah sekitar delapan jam terapung. Setelah penanganan awal oleh petugas kesehatan KRI, korban dikembalikan ke MD. St. Catherine, “Kata K.R.I. John Poe-358.
Tidak ada rincian yang dirilis tentang bagaimana pelaut berusia 22 tahun Avoldin Artem jatuh ke kapal atau bertahan di air selama delapan jam. Dia berada lima mil laut dari kapalnya.
Pihak Indonesia mengatakan mereka telah menerima informasi tambahan dari kapal lain yang beroperasi di daerah tersebut.
Ini adalah laporan positif kedua dari pencarian MOB yang sukses baru-baru ini. Pada bulan Februari, diumumkan bahwa sebuah kapal kargo kecil yang beroperasi di Pasifik Selatan telah naik ke atas kepala teknisi. Setelah pencarian selama 14 jam, dia ditemukan oleh kapalnya sendiri dan dibawa kembali dengan selamat ke kapal.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya