Peluang untuk sektor perhotelan di Indonesia mungkin kurang dari yang digambarkan dalam laporan media baru-baru ini tentang lebih banyak hotel yang tutup atau akan dijual di tengah epidemi, dengan penasihat properti terkemuka mengatakan mereka tidak melihat peningkatan penjualan hotel di dalam negeri.
Sebaliknya, meningkatnya permintaan akan pembukaan hotel baru di seluruh negeri terbukti kuat.
Aldi Garibaldi, senior associate director pasar modal dan layanan investasi di Colliers International Indonesia, mengatakan akan menjadi kebiasaan bagi pemberi pinjaman untuk menjual real estat ketika ada tekanan yang signifikan pada peminjam.
“Ada langkah-langkah yang perlu diambil untuk menjual properti (pemilik hotel) biasanya menunjuk konsultan untuk mengelola prosesnya – kami tidak melihat ini terjadi,” katanya.
Corey Hampada, Wakil Presiden Senior, Penjualan Investasi Asia Pasifik, JLL Hotels and Hospitality Group, berkata: “Berita melaporkan bahwa banyak hotel di Indonesia yang dijual):“ Berapa banyak properti yang telah kami lihat yang telah diperdagangkan di lingkungan ini? “Sejauh yang kami tahu, hanya ada (sangat sedikit). ”
Secara historis, pada saat krisis, aktivitas penjualan bisnis real estat turun secara signifikan karena banyak ketidakpastian antara pembeli dan penjual. “Tahun lalu kami melihat volume transaksi Asia-Pasifik menurun hampir 60 persen per tahun,” kata Hamapada.
Berbeda dengan krisis ekonomi global 12 tahun lalu, ketika pemberi pinjaman memaksa peminjam untuk menjual aset mereka, Hamabad belum mengungkapkan cerita yang sama di tengah epidemi yang sama.
Dia juga menemukan bahwa hotel-hotel di Indonesia tidak berkinerja baik – berkat pasar domestiknya yang besar – yang mendorong para pelaku bisnis perhotelan untuk menjual properti mereka.
Karena itu, kata dia, langkah segelintir pelaku bisnis perhotelan di Indonesia untuk menjual properti mereka sebagian besar karena alasan strategis, seperti mencari peluang yang lebih baik untuk berinvestasi di tempat lain.
Begitu pula dengan terjadinya pembukaan hotel baru di Indonesia menunjukkan adanya peluang pasar, kata Satriya Wee, Managing Partner HotelWate. “Sebenarnya saya menangani dua hotel yang akan dibuka bulan ini. Investor tidak akan berani melakukannya jika tidak melihat adanya peluang, ”tambahnya.
Sadria juga mencatat, industri perhotelan di Indonesia mulai pulih pada Oktober-November. “Ini lagi-lagi rendah (karena ada pembatasan operasional), tapi itu membuktikan bahwa permintaan dan peluang masih ada,” ujarnya.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya