Menurut data terakhir tim mitigasi Ikatan Dokter Indonesia yang dirilis pada 3 Mei lalu, Kovit-19 telah menewaskan sedikitnya 366 dokter di Indonesia sejak Maret 2020.
Enam puluh empat dokter di Indonesia meninggal pada bulan Januari akibat infeksi virus korona, yang menjadi bulan yang sangat berbahaya bagi para dokter selama wabah tersebut.
Indonesia merupakan negara terpadat keempat di dunia dan pernah mengalami letusan pemerintah terparah di Asia. Universitas Johns Hopkins melaporkan lebih dari 1,6 juta kasus dan 46.000 kematian sejak wabah tersebut.
Awal pekan ini, Kementerian Kesehatan Indonesia mengonfirmasi dua pasien dengan varian Kovit pertama yang teridentifikasi di India. Rata-rata 5.000 kasus Pemerintah-19 telah dilaporkan setiap hari di negara itu dalam seminggu terakhir.
Para pejabat prihatin dengan dampak liburan rambut yang akan datang, di mana puluhan ribu orang melakukan perjalanan ke kampung halaman mereka untuk mengunjungi keluarga mereka untuk merayakan Idul Fitri, akhir Ramadhan.
Untuk mencegah penyebaran Kovit-19 selama festival Idul Fitri, pemerintah Indonesia telah melarang semua perjalanan domestik dari 6 Mei hingga 17 Mei. Larangan tersebut mencakup perjalanan publik dan pribadi, termasuk mobil, sepeda motor, bus, kereta api, kapal, kapal dan pesawat.
Namun, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Kantor Berita Andara pemerintah Indonesia, 18 juta orang, atau 7%, berencana melakukan perjalanan untuk liburan Idul Fitri, meskipun ada larangan perjalanan.
More Stories
Restoran Indonesia terbaik di Manila
Indonesia sedang merencanakan kereta ringan Bali untuk mengurangi kemacetan dari bandara
USAID dan Forum Kemanusiaan meningkatkan kapasitas manajemen bencana di Indonesia