Video pengunjung yang melempar botol plastik ke mulut kuda nil di taman safari di Indonesia telah menyebabkan kemarahan di dunia maya. Aksinya terekam di depan kamera di Daman Safari Indonesia (DSI) di Pokhara. Banyak yang menuntut agar orang di balik tindakan itu ditangkap dan dihukum.
Cynthia Ayu, wanita yang merekam video tersebut dan mempostingnya di Dictoc dan Instagram, mengatakan Newsflare Dia melihat sebuah tangan keluar dari jendela mobil sambil mengambil sebotol kuda nil. “Saya tidak bisa menghentikan wanita itu. Saya mencoba memberi penghormatan, tetapi dia sepertinya tidak memperhatikan saya. Sebaliknya saya menelepon pihak berwenang untuk meminta bantuan,” katanya.
Dia menambahkan bahwa tidak hanya botol plastik yang dibuang ke mulut hewan, tetapi sampah lainnya juga dibuang. “Tidak ketahuan saat dilempar… tapi ada beberapa saksi mata, bahkan ada yang dilempar tisu,” ucapnya. mentega.
Tonton videonya di sini:
Video tersebut mendapat penayangan tambahan saat Tony Herdaru dari lembaga amal Pembela Hewan Indonesia membagikannya dan membantu mengidentifikasi pelakunya.
Orang tersebut kemudian diidentifikasi sebagai Khadijah dengan bantuan plat nomor mobil. Seorang wanita dari Chikalenka, Jawa Barat, meminta maaf dan berkata, “Saya tidak sengaja membuangnya.”
DSI kemudian merilis laporan yang mengatakan botol air mineral plastik dan tisu ditemukan di mulut kuda nil. “Kami menemukan botol plastik air mineral dan tisu (di mulut kuda nil), tapi ampasnya belum tertelan,” kata Juru Bicara DSI Julius H. Suprihardo. Kompas. “Kuda nil yang kami beri nama Ari itu terpaksa membuka mulutnya karena mengira hewan itu akan dimakan penonton. Bukannya makan, pengunjung malah membuang sampah plastik, yang merupakan ulah (untuk kuda nil),” ujarnya.
Taman tersebut mengklarifikasi bahwa hewan tersebut berkinerja lebih baik, menambahkan bahwa insiden tersebut telah menciptakan kesadaran di antara masyarakat dan itu belum terulang.
Wanita dalam video tersebut telah mengadu ke polisi taman. Polisi poker saat ini sedang menyelidiki insiden tersebut.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya