- USD/IDR menunjukkan ayunan liar setelah rilis data penjualan ritel Indonesia.
- Penjualan ritel tahunan Indonesia turun 1,3%
- Meskipun ada perlambatan dalam aktivitas ekonomi, para pembuat kebijakan bank sentral tidak memangkas perkiraan tarif terminal mereka.
Pasangan USD/IDR menunjukkan pergerakan volatil di sesi Asia setelah rilis data penjualan ritel Indonesia (November) tahunan. Data ekonomi berada di 1,3%, lebih rendah dari 3,7% yang dilaporkan sebelumnya.
Penurunan penjualan eceran kemungkinan akan menyenangkan Bank Indonesia (BO) yang fokus mengendalikan inflasi. Saat ini konsumen Indonesia Indeks Harga (CPI) mencapai 5,51%. Penurunan permintaan ritel merupakan faktor penting yang menunjukkan penurunan tekanan harga ke depan.
Sementara itu, profil risiko diabaikan karena kontrak berjangka S&P500 menghadapi banyak tekanan dari pelaku pasar. Setelah aksi jual terlambat pada hari Senin, tindak lanjut aksi jual dalam keranjang berjangka 500 saham mengisyaratkan investor gelisah menjelang pidato ketua Federal Reserve (Fed). Jerome Powell. Alpha yang dihasilkan oleh imbal hasil Treasury AS 10-tahun meningkat di atas 3,54%, menggambarkan kehati-hatian dalam sentimen pasar.
indeks dolar AS (DXY) menemukan bantalan perantara di atas 102,50 karena pembuat kebijakan bank sentral tidak memangkas perkiraan tarif terminal mereka meskipun terjadi perlambatan aktivitas ekonomi dalam ekonomi AS dan penurunan signifikan dalam tagihan ketenagakerjaan yang dihasilkan oleh perusahaan.
Presiden Fed San Francisco Mary Daly dikutip mengatakan bahwa suku bunga 5% -5,25% adalah wajar, menurut laporan Reuters. Juga, Presiden Federal Reserve Bank Atlanta Rafael Bostick melihat puncak suku bunga di kisaran 5% -5,25% dan kelanjutan suku bunga yang lebih tinggi di luar CY2023.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya