Budaya kuliner Indonesia unik namun sangat inklusif dan hangat. Masyarakat Indonesia mempunyai tradisi indah dalam mengundang tetangga, saudara, dan bahkan kenalan baru untuk makan bersama.
Solaimane Abdul Quds Oryomi, warga asing, merasakan hangatnya tradisi makan bersama ini. Melalui akun Instagramnya @bayorvibesVideo unggahannya telah disukai jutaan netizen.
Dalam video bertajuk “POV: Love In Indonesia” itu ia menggambarkan tradisi menyantap masakan Indonesia bersama masyarakat Indonesia dengan makan di dalam buah pisang.
Video tersebut dipenuhi dengan komentar positif:
“Orang tuamu seharusnya senang melihatmu; Merasa seperti di rumah sendiri di Indonesia❤️” tulis salah satu warganet.
“Saya harap Anda selalu dikelilingi oleh orang-orang baik” tulis warganet lainnya.
Tradisi makan bersama bukanlah hal yang umum di Indonesia. Dilihat dari wadah yang digunakan dalam daun pisang, bule ini tampak menikmati tradisi Nellivetu.
Apa Itu Ngeliwet, Budaya Makanan Indonesia?
Ngeliwet merupakan perayaan persatuan adat Indonesia yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa, khususnya di Jawa Tengah dan Timur.
Kata “englivet” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “makan bersama dalam satu wadah”.
Tradisi tersebut meliputi menyiapkan dan menyantap bersama-sama hidangan tradisional seperti nasi livet dan berbagai lauk pauk dalam satu meja dengan tujuan untuk mempererat tali kekeluargaan.
Prosesi “Ngeliwet” biasanya diawali dengan anggota keluarga menyiapkan masakan Jawa.
Lebih dari sekedar makanan, Ngeliwet adalah acara penuh kegembiraan yang penuh dengan cerita, tawa dan kegembiraan. Pengalaman bersama ini mempererat ikatan antar anggota keluarga, menciptakan suasana hangat dan bahagia.
Meski gaya hidup modern telah mengubah banyak aspek kehidupan, namun tradisi Ngeliwet tetap terjaga dan dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.
Berbagai tradisi makan bersama di Indonesia
Orang Indonesia terkenal dengan keramahannya dan bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Buktinya, budaya makan bersama dilakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Umumnya menikmati masakan Indonesia dan makan bersama dirayakan dengan acara, festival, dan silaturahmi tertentu. Budaya makan bersama di Indonesia banyak dilakukan di Sumatera, Sulawesi, Jawa, dan Kalimantan.
Berikut beberapa tradisi makan bersama di Indonesia:
1.Megibung
Masyarakat Bali juga mengenal tradisi makan bersama. Bali juga mengenal tradisi makan bersama yang disebut dengan megibung yang berarti berbagi antara satu sama lain.
Tradisi Megibung bertujuan untuk mempererat ikatan antara suatu masyarakat dengan kelompok sosialnya.
Aturan di Megibung mengharuskan setiap kelompok makan terdiri dari 8 orang dengan masakan Bali yang sudah disiapkan. Seluruh peserta megibung hendaknya duduk bersila dan melingkar sesuai arah mata angin.
2. Hati-hati
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Ngeliwet merupakan bagian dari tradisi kuliner makan hidup bersama yang disajikan di atas daun pisang.
Menu yang disajikan dalam tradisi Nellivet antara lain nasi, lauk pauk, dan sayur mayur yang disusun melingkari daun pisang, dibersihkan dan dipotong-potong. Beberapa restoran di kota besar telah mengembangkan menu Ngeliwet yang merupakan salah satu masakan khas Indonesia untuk berbuka puasa di bulan puasa.
3. Piyama
Di Sumatera Barat, masyarakat sudah mengenal tradisi Pajampa. Bajamba mengacu pada proses makan bersama, yang berlaku di semua lapisan masyarakat, baik oleh pria maupun wanita.
Makan bajamba artinya makan bersama dalam satu hidangan. Namun baik laki-laki maupun perempuan, ada aturan yang harus dipatuhi oleh pengikut Bajamba.
Misalnya saja ketika tangan kanan menyuap nasi, maka tangan kiri sudah berada di bawahnya agar nasi tidak tumpah. Jika ada nasi yang tumpah di tangan kiri, pindahkan ke tangan kanan dan masukkan ke dalam mulut dengan cara yang sama.
Tujuan makan dengan cara ini adalah agar nasi yang tumpah ke mulut tidak jatuh ke piring, sehingga tidak canggung bagi orang lain untuk memakan nasi yang ada di piring tersebut.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya