Desember 23, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Pemerintah bersiap untuk evakuasi pasca kematian WNI di Bangladesh: FM

JAKARTA (Antara) – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi untuk mengevakuasi WNI setelah seorang WNI tewas dalam kebakaran di sebuah hotel di Bangladesh pada 5 Agustus lalu.

Keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri menyebutkan, korban WNI berinisial DU meninggal karena menghirup asap berlebih saat hotel tempat korban menginap terbakar saat kerusuhan di Bangladesh.

“Kementerian telah melakukan kontak dengan pihak keluarga. Kami sudah berbicara dengan Dubes kami di Dhaka dan semaksimal mungkin terus melakukan evakuasi,” kata Marsudi dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.

Korban, DU, diketahui tiba di Bangladesh pada 1 Agustus 2024 dalam perjalanan bisnis.

Menyusul meninggalnya DU, Kementerian Luar Negeri menghubungi keluarga korban di Indonesia untuk menyampaikan belasungkawa dan memfasilitasi pemulangan jenazah.

Pada tanggal 6 Agustus, kementerian menghimbau warga Indonesia di Bangladesh untuk meningkatkan kewaspadaan, membatasi aktivitas luar ruangan hanya untuk hal-hal yang tidak penting, dan menghindari pertemuan dan lokasi demonstrasi.

WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Bangladesh diimbau untuk menunda perjalanannya hingga situasi dan kondisi keamanan membaik.

Seluruh WNI di Bangladesh diimbau untuk menjaga komunikasi dan selalu mengikuti tindakan darurat yang ditetapkan KBRI Dhaka.

Setidaknya 73 orang, termasuk 14 petugas polisi, tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa di Dhaka dan kota-kota lain di Bangladesh.

Protes terhadap kebijakan kuota pegawai negeri pemerintah Bangladesh meningkat pekan lalu menyusul bentrokan di Universitas Dhaka.

Presiden Bangladesh Mohammad Shahabuddin telah membubarkan parlemen, menandai berakhirnya pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang melarikan diri ke India dalam menghadapi protes besar-besaran terhadap kuota pegawai negeri di negara tersebut.

Presiden Bangladesh mengatakan dalam sebuah pernyataan pada tanggal 6 Agustus bahwa keputusan tersebut diambil setelah berdiskusi dengan para panglima angkatan bersenjata, pemimpin partai politik, perwakilan masyarakat sipil dan para pemimpin gerakan protes yang dipimpin mahasiswa.

Berita terkait: Warga Indonesia tewas dalam protes di Bangladesh, kementerian menegaskan

Penerjemah: Mentari TVG, Resinda Sulistyanthari
Redaktur: Aziz Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2024