Tim dari Universitas Pertamina memenangkan kompetisi Halliburton dengan aplikasi berbasis web yang menggunakan pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi area peluang untuk eksplorasi panas bumi.
Mahasiswa Universitas Pertamina (UPER) baru-baru ini meraih juara pertama dalam “Halliburton AI/ML Innovate Challenge” yang diselenggarakan pada 25-26 Agustus 2022. Pemenangnya adalah Mochammad Naufal Septifiandi dan Firman Cahya Putra Adistia dari program studi Teknik Perminyakan UPER. Aplikasi berbasis web yang menggunakan machine learning (ML) untuk mencari daerah prospek potensial untuk eksplorasi panas bumi.
“Aplikasi yang kami sebut Dimensionless ini membantu pengguna menentukan lokasi yang memungkinkan pembangkitan energi panas bumi secara cepat, akurat, dan efisien. Dengan aplikasi machine learning (ML) yang telah kami integrasikan ke dalam aplikasi, kami berharap dapat mengurangi ketidakpastian dalam eksplorasi energi baru dan terbarukan (EBD),” kata Firman menjelaskan saat wawancara online.
Pengguna aplikasi hanya perlu memasukkan data seperti geografi, geokimia, atau data suhu. Kemudian diproses melalui pembelajaran mesin untuk menentukan beberapa zona dengan peringkat potensi panas bumi. “Aplikasi ini sangat mudah digunakan, bahkan bagi yang tidak mengerti bahasa pemrograman. Selain itu, kami telah menambahkan fitur download data dan laporan yang dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut,” kata Firman. Namun, pendukung proyek bersikeras bahwa temuan dari aplikasi masih perlu divalidasi dengan pengukuran lapangan yang sebenarnya.
Tim UPER mengalahkan tim dari Universitas Dibrugarh India (Juara 1) dan Universitas Teknologi Petronas Malaysia (Juara 2).
Firman dan Naufal menekankan bagaimana kelas-kelas seperti teknik panas bumi dan kecerdasan buatan di industri minyak dan gas berperan penting dalam kesuksesan, seperti halnya bimbingan dari dosen di UPER. Ada banyak data dalam industri energi, dan itu dapat dimanfaatkan melalui kemajuan yang muncul dalam kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin. Naufal percaya penemuan mereka dapat dikembangkan lebih lanjut, terutama melalui pengembangan server dan perhitungan biaya, yang berarti aplikasi mereka dapat digunakan oleh perusahaan dan pemerintah yang ingin mengeksplorasi sumber daya panas bumi.
Pembelajaran mesin adalah bidang penelitian yang berkembang pesat di bidang energi panas bumi. Institut Teknologi Karlsruhe (KIT) di Jerman saat ini memiliki program PhD terbuka dalam program Pembelajaran Mesin untuk Mengoptimalkan Pembangkitan Energi Panas Bumi, dengan aplikasi akan jatuh tempo pada 30 September 2022.
Sumber: Universitas Pertamina
More Stories
Sedikitnya 20 WNI diusir dari Lebanon: FM
Industri TPT Indonesia terancam dengan masuknya impor
Penawaran dan permintaan: BIAS Indonesia berupaya meningkatkan kemampuan pertahanan pada tahun 2024