JEDDAH: Pameran tunggal pertama seniman Saudi Ahad Alamoodi, bertajuk “Moving Mountains”, berlangsung di Hai Jameel dan menampilkan tema-tema yang berakar kuat pada lingkungan setempat.
Malam pembukaan mempertemukan para seniman pendatang baru dan penggemar seni serta tur yang dipimpin oleh Alamoodi dan Art Jameel Rotana Shaker, yang memberikan wawasan tentang karya Alamoodi selama delapan tahun terakhir.
Komisi Art Jameel yang baru, yang berpusat pada film pendek “Moving Mountains”, melanjutkan eksplorasi Alamoodi terhadap konteks sosial dan budaya yang berkembang pesat.
Film ini berfokus pada lanskap alam dan perkotaan di Arab Saudi, di mana upaya untuk mencapai hal yang mustahil dipenuhi dengan humor, absurditas, dan optimisme.
Karya seni lainnya termasuk yang terbaru dalam seri video Alamoodi yang sedang berlangsung, di mana dua elang yang berbicara saling berhadapan di layar yang saling membelakangi, mengatakan “Saya tidak ingat ini ada di sini” dan “Apakah Anda melihat apa yang saya lihat? “
Karya lainnya, “Saya Bilang Salju Tidak Akan Meleleh di Panas”, menggambarkan seorang pria di hutan putih mengitari balok es besar di gurun selama empat jam, mencoba berbagai metode untuk mencegahnya mencair dalam panas yang menyengat.
Tur dilanjutkan dengan perbincangan antara Alamoodi dan Shaker yang membahas tema utama pameran.
Mengacu pada sejarah, etnografi dan representasi, Alamoudi mengatakan kepada Arab News: “(Pameran) melihat perubahan dari sudut yang berbeda. Pekerjaan utamanya disebut 'Moving Mountains', ditugaskan oleh Hay Jameel.
“Melihat kekuatan kolektif dan kekuatan individu untuk membawa perubahan, baik membangun sesuatu atau melupakan sesuatu.”
Dalam “Moving Mountains,” tambahnya, ia mengeksplorasi lanskap alam dan perkotaan Arab Saudi sebagai situs yang mengalami perubahan dan terbuka terhadap banyak kemungkinan baru.
Pakar seni lokal dan global mendiskusikan karya seniman Saudi dan mengeksplorasi transformasi lanskap perkotaan dan alam serta praktik artistik di antara topik-topik lainnya.
Diskusi panel mencakup seniman Saudi-Palestina Ayman Yosri Datebon; Rut Blees Luxemburg, seniman dan profesor estetika perkotaan di Royal College of Art; Adrian Lahout, Dekan Sekolah Arsitektur di Royal College of Art; dan Shekhar.
Alamoodi membahas berbagai topik seperti dokumentasi, pendekatan untuk memahami peran masa kini dalam perkembangan masa depan, menavigasi konsep dan lanskap masa lalu dan masa kini yang terus berubah.
Pameran berlangsung hingga 26 Oktober.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya