November 18, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Memperkuat penjaminan kualitas data Indonesia

Memperkuat penjaminan kualitas data Indonesia

Data berkualitas tinggi sangat penting untuk memantau kemajuan menuju tujuan kesehatan nasional dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Data yang tepat waktu, andal, dan dapat ditindaklanjuti memainkan peran penting dalam merencanakan intervensi yang efektif untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan merespons keadaan darurat kesehatan seperti COVID-19.

Sistem informasi kesehatan yang terdesentralisasi di tingkat daerah – kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia menimbulkan banyak tantangan. Hal ini mencakup variasi dalam ketersediaan dan kapasitas sumber daya manusia untuk menilai kualitas data, kurangnya standar protokol dan alat penilaian kualitas data, dan fragmentasi data. Tantangan-tantangan utama ini mengakibatkan penggunaan data rutin yang kurang optimal untuk pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya. Mengintegrasikan data kesehatan rutin merupakan hal yang rumit, sehingga menimbulkan masalah dalam evaluasi data. Menilai kualitas data kesehatan rutin memerlukan kolaborasi antara pengelola program kesehatan dan pemangku kepentingan di berbagai tingkat.

Sejak tahun 2012, Kemenkes telah menerapkan Penilaian Mandiri Kualitas Data Rutin (PMKDR), sebuah alat penilaian mandiri yang digunakan oleh otoritas data kesehatan nasional dan daerah untuk menilai kualitas data kesehatan rutin. Dalam upaya memperbarui praktik, Kementerian Kesehatan, bekerja sama dengan WHO, HESP, CHISU-USAID dan UGM, telah menyelaraskan PMKDR dengan pedoman DQA WHO terbaru. Bersama-sama, mereka mengembangkan penilaian kualitas data rutin yang komprehensif berdasarkan modul DQA WHO.

Inisiatif ini bertujuan untuk memperbarui prosedur data, memperkenalkan konsep penilaian kualitas data untuk data pribadi sebagai langkah awal agar data pribadi berasal dari Satu Sehat, menyelaraskan dengan indikator kesehatan nasional, dan menyesuaikan ambang batas beberapa elemen kualitas data agar sesuai dengan Indonesia. lingkungan hidup, dan pembuatan e-modul untuk pengembangan kapasitas berkelanjutan di tingkat daerah.

READ  Avnish Patankar, Direktur Komersial, BDx Indonesia

Melalui upaya ini, sistem kesehatan Indonesia berupaya memperkuat praktik kualitas datanya, yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan pengambilan keputusan dan hasil kesehatan yang lebih baik.

Inisiatif ini disusun berdasarkan empat fase penting: evaluasi, pengembangan e-modul, pelatihan dan peluncuran e-modul dan alat DQA berbasis web. Tahap evaluasi meliputi evaluasi praktik kualitas data rutin di Indonesia dan penyempurnaan penilaian kualitas data rutin (PKDR) berdasarkan pedoman WHO. WHO dan Kementerian Kesehatan mengundang pengelola program kesehatan nasional dan pemangku kepentingan dari dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk memberikan wawasan berharga mengenai praktik penilaian kualitas data. Wawasan ini mencakup ketersediaan dan kapasitas sumber daya manusia yang ada, serta mekanisme penilaian kualitas data rutin, termasuk struktur organisasi, peraturan, pedoman, alat, tantangan, dan lainnya. Wawasan berharga ini berperan penting dalam mengembangkan produk yang disesuaikan dengan konteks Indonesia.

Fase selanjutnya berfokus pada memastikan relevansi dan efektivitas PKDR di Indonesia. WHO telah membantu mengembangkan materi pelatihan dan e-modul yang komprehensif sejalan dengan pedoman global terbaru. Modul ini mendapat beberapa tambahan seperti konsep penilaian kualitas data pada tingkat individu, integrasi alat kualitas data WHO ke dalam platform ASDK (DHIS-2) untuk melakukan penilaian kualitas data dan penyesuaian ambang batas komponen kualitas data tertentu. Sumber daya ini akan memberdayakan pemangku kepentingan di tingkat daerah melalui peningkatan kapasitas yang berkelanjutan.

Pada bulan Mei 2023, melatih para praktisi mengenai penjaminan kualitas data untuk meningkatkan kemampuan penilaian kualitas data kesehatan nasional dan daerah. Kredit: Pusdatin Kemenkes/Doni Hadhi Kurnianto

Dari tanggal 23 Mei 2023 hingga 26 Mei 2023, WHO dan Kementerian Kesehatan mengadakan program pelatihan yang mempertemukan para praktisi dari dinas kesehatan pusat dan provinsi. Pelatihan tatap muka dilakukan untuk 32 provinsi dan sisanya dilakukan secara daring. Selanjutnya, peserta diharapkan dapat memperluas pengetahuan mereka di tingkat daerah dengan dukungan Kementerian Kesehatan dan mitra pembangunan.

READ  Serangan Papua membunuh 7 pemberontak: polisi Indonesia

Seorang perempuan dari Kementerian Kesehatan di depan layar berbicara kepada peserta pelatihan.

Farida Sibuya, Ketua Kelompok Kerja Analisis Data Bustat, menjelaskan tujuan dari latihan ini. Kredit: Pusdatin Kemenkes/Doni Hadhi Kurnianto

Usai pelatihan, WHO melalui UGM memberikan buku panduan dan e-modul penilaian kualitas data. Modul elektronik ini akan berfungsi sebagai panduan nasional untuk penilaian kualitas data di tingkat daerah. Selain itu, e-volume ini diterbitkan di tiga provinsi: Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sulawesi Selatan dengan dukungan CHISU-USAID.

“Transformasi kesehatan digital sangat penting untuk mencapai cakupan kesehatan semesta di Indonesia. Salah satu tantangannya terletak pada data kesehatan yang tersebar dan tidak standar, sehingga memerlukan penilaian berkala untuk meningkatkan kualitas data. Mengatasi permasalahan data dan memastikan data sangat penting untuk keberhasilan implementasi. pelatihan penilaian kualitas data e-modul (e-Modul Beladihan Penilayan Qualitas Data Rutin) dan bertujuan untuk memandu dan meningkatkan praktik kualitas data kesehatan di Indonesia,” kata Teomaida Seviana, Presiden Bustad. Acara Pelepasan Panduan DQA.

Seorang peserta pelatihan wanita memegang mikrofon dan menyampaikan pidato pada sesi tersebut.

Adriana dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengajukan pertanyaan saat sesi pelatihan. Kredit: Pusdatin Kemenkes/Tony Hadi Gurniando

Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan sistem layanan kesehatan Indonesia dengan memperkuat praktik kualitas data. Kualitas data yang lebih baik menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih tepat, intervensi yang tepat sasaran, dan peningkatan hasil kesehatan. Dengan menyempurnakan PMKDR dan membuat e-modul untuk peningkatan kapasitas berkelanjutan, negara dapat merespons tantangan kesehatan dengan lebih efektif dan mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien.

Mitra seperti USAID-CHISU dan UNICEF, serta WHO, telah menunjukkan minat yang kuat untuk melakukan penilaian kualitas data di tingkat daerah. Di masa depan, Kementerian Kesehatan, WHO dan mitra lainnya berencana untuk melakukan uji coba penilaian kualitas data pada tingkat individu di Situs Imunisasi Nasional, yang akan memungkinkan layanan kesehatan yang disesuaikan. Upaya kolaboratif ini akan meningkatkan sistem kesehatan Indonesia, mendorong pengambilan keputusan berdasarkan data, dan meningkatkan kesehatan masyarakat negara.

READ  AEI Raih Persetujuan STC Indonesia (DgCA) untuk Modifikasi Freighter B737-800SF

Kanti Laras, Sistem Informasi Kesehatan Pejabat Profesi Nasional, WHO Indonesia