Mei 3, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Mandat Simpanan Devisa Indonesia di Luar Negeri Dapat Mempengaruhi Situasi Likuiditas Penambang Batubara

Perintah baru-baru ini oleh pemerintah Indonesia yang mewajibkan eksportir komoditas negara itu untuk menyetorkan sepertiga dari pendapatan berdenominasi dolar mereka ke dalam sistem keuangan domestik tampaknya menambah tekanan likuiditas pada penambang batu bara negara itu, yang sudah menghadapi lingkungan harga rendah.

Mulai 1 Agustus, eksportir Indonesia harus membekukan 30% uang hasil ekspor di rekening lembaga keuangan Indonesia setidaknya selama tiga bulan, menurut perintah menteri 17 Juli yang dibagikan oleh sumber, yang berlaku untuk eksportir sumber daya alam di sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan.

Pelaku pasar menunjukkan bahwa mandat pemerintah dapat menyebabkan biaya pembiayaan yang lebih tinggi bagi produsen batu bara karena banyak penambang harus meminjam lebih banyak untuk menutupi biaya operasi mereka, mengurangi arus kas dan berpotensi menyusutkan margin keuntungan. Seorang pedagang dari Indonesia menunjukkan bahwa arahan tersebut dapat menjadi pertanda baik bagi beberapa pedagang yang setuju untuk membayar penambang kecil dan meminta diskon.

Deflasi
Perkembangan tersebut terjadi pada saat banyak penambang kecil, terutama yang berlokasi di pedalaman Indonesia, sedang mempertimbangkan pengurangan produksi karena harga batu bara dengan nilai kalori rendah (CV) saat ini di pasar lepas pantai dianggap tidak berkelanjutan. Memulai kembali produksi setelah periode pemotongan produksi menjamin arus kas yang tinggi dalam operasi pertambangan.

Batubara kelas 3.800 kcal/kg Kalimantan dihargai $42,50/mt FOB 17 Juli, naik dari $66/mt tahun lalu, menurut data dari S&P Global Commodity Insights. Harga grade menyentuh $75/mt pada November-Desember 2022, ketika konflik Rusia-Ukraina meningkatkan harga batu bara termal global, mengganggu arus perdagangan, dan masalah terkait cuaca mengganggu produksi di tengah permintaan baru.

Harga batu bara termal berada di bawah tekanan di pasar spot Asia selama enam bulan terakhir karena pemasok dari seluruh dunia berbondong-bondong ke wilayah tersebut untuk mencari pembeli, dengan stok di Eropa sehat di tengah pembakaran batu bara yang jauh lebih rendah. Produsen batu bara yang berbasis di Indonesia itu mengatakan pesanan terakhir “sangat sulit bagi penambang yang membutuhkan arus kas yang baik, terutama dengan harga pasar saat ini.”

READ  Sang presiden dinobatkan sebagai salah satu wanita Indonesia paling berpengaruh oleh Tokopedia

Dampak dari aturan setoran wajib baru-baru ini akan bervariasi dari penambang ke penambang, tergantung pada jenis lisensi yang mereka pegang.

Arus valas
Seorang pejabat di Asosiasi Perdagangan Batubara Indonesia mengatakan, “Mereka yang memiliki arus kas yang kuat dari tabungan dua tahun terakhir akan bertahan, sedangkan yang lebih kecil mungkin akan terpukul paling parah.” Sejumlah kalangan optimistis akses dana beku harus lancar jika akan digunakan untuk operasi pertambangan. Langkah tersebut diharapkan dapat menstabilkan nilai tukar mata uang Indonesia dan memperdalam pasar dana devisa domestik.

Menurut presentasi bank sentral Indonesia pada 17 Juli, Bank Indonesia, yang dilihat oleh S&P Global, suku bunga yang tinggi dan perlakuan pajak yang menguntungkan menjaga sejumlah besar pendapatan dari ekspor komoditas Indonesia ke luar negeri.

Produsen batubara dibebani dengan beban royalti yang lebih tinggi di bawah formula baru untuk menghitung Harga Padupara Akuan (HBA), yang menjadi dasar penghitungan jumlah royalti yang dibayarkan kepada pemerintah untuk setiap metrik ton batubara yang dijual ke luar negeri. Tingkat di mana harga HBA dari berbagai tingkatan batu bara ditetapkan dikatakan lebih tinggi daripada harga jual sebenarnya dari banyak penambang, sehingga menghasilkan royalti yang lebih tinggi secara tidak proporsional.
Indonesia memberlakukan larangan ekspor satu bulan pada Januari 2022 setelah beberapa perusahaan gagal memenuhi mandat untuk memasok 25% produksi ke pasar domestik. Negara ini bertujuan untuk memproduksi 694 juta metrik ton batubara pada tahun 2023. Indonesia akan memproduksi 687 juta metrik ton batubara pada tahun 2022, tumbuh 12% pada tahun tersebut dan melampaui target tahun 2022 sebesar 663 juta ton.
Eksportir batu bara terbesar di dunia berharap dapat menjual 465 juta metrik ton ke luar negeri pada tahun 2022, naik 7% dari tahun 2021. Negara pengekspor terbesar adalah China dengan volume 173 juta metrik ton, sedangkan pasokan ke India pada 2022 sebesar 110 juta metrik ton.
Sumber: Flat

READ  Prampanan - Kabupaten Prampanan, Indonesia