Desember 26, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Langkah Pemulihan UMKM Indonesia dari Infeksi

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah penyelamat perekonomian Indonesia dari krisis keuangan tahun 1998. Tapi sekarang, UMKM menurun di masa krisis karena epidemi Pemerintah-19.

UMKM merupakan salah satu sektor yang paling terkena dampak dari kebijakan pengendalian sosial yang dilaksanakan oleh pemerintah. Akibat tindakan pencegahan COVID-19, para pelaku UMKM harus mengurangi jam operasionalnya, sedangkan pelaku usaha makanan juga dilarang makan oleh pelanggan untuk mencegah penyebaran virus mematikan tersebut.

Permasalahan yang dialami UMKM pada masa epidemi ini lebih kompleks dibandingkan dengan krisis moneter sebelumnya. Ini termasuk hambatan pemasaran digital, masalah rantai pasokan, keterlambatan pengiriman bahan baku dan sumber daya manusia.

Ixan Ingarathuban, presiden Asosiasi UMKM Indonesia (AKUMINDO), mengatakan 30 juta UMKM telah meninggalkan bisnis karena epidemi. Situasi saat ini sangat berbeda dengan krisis 1998 dimana UMKM masih bisa bertahan.

Krisis 1998 disebabkan oleh kegagalan membayar utang luar negeri. Pembatasan jam operasional, penurunan daya beli masyarakat, dan pembatasan makan di luar menghambat operasional UMKM, padahal peraturan tersebut tidak ada pada masa krisis 1998.

Tantangan bagi UMKM saat Terinfeksi
Sumber: Aliansi Perdagangan UMKM Asia Pasifik

Di Indonesia, data menunjukkan bahwa 87,5 persen UMKM terkena dampak COVID-19 dan mengalami penurunan penjualan, sementara hanya 12,5 persen yang bertahan dari guncangan ekonomi. Dari 64,7 juta UMKM Indonesia, hanya 13 persen UMKM yang menggunakan platform digital. Statistik menunjukkan pentingnya kehadiran online untuk bisnis dalam epidemi.

Pemerintah berusaha memberikan bantuan keuangan kepada UMKM, namun cakupannya masih terbatas. Pada semester I triwulan II tahun 2021, bantuan disalurkan kepada sekitar 9,8 juta UMKM dari total target 12,8 juta UMKM melalui Bantuan Usaha Sasaran Produksi (BPUM). Namun, sejauh ini baru sekitar 20 persen UMKM yang mendapat bantuan.

Selain itu, hanya 7,5 persen dari seluruh UKM yang masuk ke ekosistem digital. Menjadi digital penting bagi UMKM untuk bertahan hidup selama infeksi. Sebuah artikel berjudul ‘Social Media and E-Commerce Sebagai Solusi Tantangan Pemasaran Selama Pemerintah 19 Epidemi’ menyarankan bahwa membuat logo, stiker, Akun Google, Akun WhatsApp Business, Akun Instagram dan Cofoot dapat meningkatkan penjualan UMKM di industri makanan. Selama infeksi.

Kebijakan saat ini

Sejauh ini, kebijakan untuk UMKM yang terkena dampak Pemerintah oleh pemerintah Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Dukungan sosial;
  • insentif pajak UMKM;
  • Restrukturisasi dan relaksasi utang;
  • Insentif modal kerja, dan
  • Memperkuat kerjasama UMKM dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Beberapa UMKM mengambil berbagai langkah untuk memerangi epidemi, seperti inovasi produk, manajemen pelanggan dan mitra, dan pemasaran digital. Sistem pemasaran digital memungkinkan pemilik usaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan mencari sumber pinjaman lunak untuk modal.

Strategi jangka pendek

Sebuah artikel berjudul ‘Melindungi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dari Dampak Epidemi Pemerintah-19’ menemukan bahwa strategi lain perlu diadopsi untuk memenuhi kebijakan yang ada. Pendekatan komplementer dapat berupa strategi jangka pendek atau strategi jangka panjang.

Dalam rencana jangka pendek, UMKM harus terlebih dahulu menerapkan regulasi kesehatan yang ketat dalam kegiatan ekonominya. Pada saat yang sama, pemerintah harus memberikan ruang dan dukungan layanan digital bagi UMKM.

Lebih lanjut, penyederhanaan proses manajemen terkait kebijakan seperti memfasilitasi atau menunda pembayaran pinjaman bagi UMKM dan mendorong perubahan strategi bisnis akan membantu bisnis ini bertahan.

Strategi jangka panjang

Sementara itu, strategi jangka panjang mencakup peta pemerintah bagi UMKM di dunia usaha pasca-Pemerintah-19. Pelaku UMKM harus memiliki pemahaman model bisnis dan pemanfaatan teknologi digital di Era Industri 4.0.

Selain itu, pemerintah dapat berkolaborasi dengan perusahaan di bidang wirausaha untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, termasuk menggunakan model analisis seperti Business Model Canvas (BMC) untuk menyusun strategi agar UMKM tumbuh dan menjadi bisnis yang berkelanjutan setelah Pemerintah 19. Model di Indonesia.

Terakhir, harus ada kerjasama antara pemerintah dengan korporasi dan BUMN dalam memajukan UMKM. Perusahaan-perusahaan ini dapat menumbuhkan UMKM sebagai mitra di lini bisnisnya.

Karena permasalahan yang dialami UMKM pada masa epidemi saat ini sangat berbeda dengan krisis 1998, maka pemerintah harus mengambil pendekatan holistik untuk menyelamatkan UMKM Indonesia.