Desember 27, 2024

SUARAPALU.COM

Periksa halaman ini untuk berita utama terkini Indonesia, analisis, laporan khusus dari pusat kota besar termasuk Jakarta, Surabaya, Medan & Bekasi.

Indonesia mengincar pasar Asia Selatan untuk menggenjot ekspor

Indonesia mengincar pasar Asia Selatan untuk menggenjot ekspor

Negara-negara tersebut memiliki potensi pasar yang sangat besar. Afrika memiliki 1,4 miliar orang, Asia Selatan memiliki 2 miliar orang, dan Timur Tengah memiliki 500 juta orang.

JAKARTA (ANTARA) – Indonesia membidik pasar nontradisional di kawasan Asia Selatan seperti India, Pakistan, dan Bangladesh untuk menggenjot ekspor yang pertumbuhannya saat ini sedang melambat, kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hassan, Senin.

Pasar nontradisional adalah negara-negara yang memiliki potensi ekonomi sebagai tujuan pasar bagi Indonesia. Mereka termasuk negara-negara di Amerika Latin, Eropa Tengah dan Timur, Afrika, Asia Selatan dan Tengah, dan Pasifik.

“Pasar tradisional kita sedang menurun, jadi kita mencoba perkembangan baru, misalnya di Asia Selatan yang merupakan (pasar) nontradisional bagi kita,” kata Menkeu usai membuka Indonesia Trade Fair di Jakarta. Senin.

India, Pakistan, Bangladesh, Timur Tengah, Afrika dan Mesir merupakan pasar potensial bagi produk Indonesia.

Mengingat populasinya yang besar, akan bermanfaat bagi Indonesia untuk mengeksplorasi jenis produk yang dibutuhkan negara-negara tersebut, ujarnya.

“Ada peluang pasar yang sangat besar di negara-negara tersebut. Afrika 1,4 miliar orang, Asia Selatan 2 miliar orang, Timur Tengah 500 juta orang. Ini akan kita terapkan,” katanya.

Sementara itu, Presiden Asosiasi Pengusaha Indonesia (ABINDO) Shinda W. Kamdani mengatakan menjajaki pasar non-tradisional baru penting bagi Indonesia karena negara tersebut telah menandatangani dua perjanjian perdagangan, bilateral dan regional.

Indonesia-European Union (IEU-CEPA), Indonesia-Europe (EFTA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan membantu membuka akses yang lebih luas.

“Juga, kami memiliki FTA (Perjanjian Perdagangan Bebas) dengan Chili dan Mozambik. Ada banyak peluang bagi kami untuk memperbaiki perjanjian perdagangan ini,” tambahnya.

Kamtani mengatakan, informasi tentang pengembangan perjanjian perdagangan harus dikomunikasikan secara berkala kepada para pelaku usaha agar dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Selain itu, diversifikasi ke pasar non-tradisional di luar UE dan AS juga penting bagi Indonesia, menurut pengamatannya.

Selain itu, intelijen pasar diperlukan untuk mengidentifikasi produk terbaik untuk negara lain. Ia mengatakan, kerja sama delegasi Indonesia di negara sahabat perlu diperkuat untuk memberikan data dan peluang.

“Kita perlu mensosialisasikan pelaku usaha untuk memanfaatkan kesepakatan dagang yang dirundingkan oleh pemerintah. Ini tidak hanya bersifat bilateral tetapi juga regional,” tambahnya.

Berita Terkait: UMKM mengadopsi teknologi tinggi untuk memperluas pasar ekspor: Menteri
Berita terkait: Keketuaan ASEAN akan membantu memperluas pasar ekspor Indonesia: pakar

Diterjemahkan oleh: Maria Cecilia GB, Resinda S
Pengarang : Rahmat Nasushan
Hak Cipta © ANTARA 2023