JAKARTA (ANTARA) –
Kementerian Perencanaan Pembangunan Indonesia (PAPENAS), bekerja sama dengan United Nations Global Pulse, telah membagikan laporan bersama tentang masa depan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Laporan yang diterima dari Pusat Informasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jakarta, Kamis, menyajikan hasil pemindaian berkelanjutan yang dilakukan untuk mengidentifikasi potensi masalah yang muncul yang dapat memengaruhi UMKM Indonesia dalam 10 hingga 20 tahun ke depan.
“Sektor ini sangat penting dan sering dianggap sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, namun seperti yang ditunjukkan oleh pandemi dan krisis global baru-baru ini, mereka sangat rentan terhadap guncangan negatif. Di tengah ketidakpastian yang tinggi dan perubahan yang cepat, sangat penting untuk mempersiapkan diri menghadapi tidak terduga, terutama yang berkaitan dengan UMKM,” kata laporan itu. .
Bappenas, UN Global Pulse, berkolaborasi menggunakan pandangan ke depan yang strategis untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
“Pendekatan pandangan ke depan berguna untuk berpikir dan bertindak dengan perspektif jangka panjang dan prospektif, yang membantu dalam memastikan bahwa kemungkinan skenario dan asumsi diintegrasikan ke dalam pembuatan kebijakan.”
Berita Terkait: Menkeu memastikan pemerintah memfasilitasi ekspor oleh UMKM
Sementara itu, Valerie Juliende, Koordinator Residen PBB di Indonesia, mengatakan agar efektif, mereka harus berakar pada konteks spesifik di mana mereka diimplementasikan.
“Pandangan ke depan strategis sangat membantu dalam hal ini karena memungkinkan langkah-langkah antisipatif dan merumuskan kebijakan yang lebih berwawasan ke depan. “PBB akan terus mendukung pemerintah Indonesia dalam mengadaptasi metode inovatif dan memastikan metode tersebut digunakan untuk kebaikan negara dan rakyatnya,” ujarnya.
Sektor ini sangat penting karena menyediakan lapangan kerja bagi 97 persen dari total tenaga kerja Indonesia, atau sekitar 117 juta pekerja, yang 64,5 persen di antaranya adalah perempuan.
Sejumlah pertanyaan dibahas dalam laporan tersebut, termasuk menentukan isu-isu utama yang muncul untuk sektor-sektor tersebut dan yang dapat mengubah dan mengganggu masa depan UMKM.
Lima diidentifikasi, termasuk perubahan iklim, peningkatan kemitraan ekonomi yang berkelanjutan, munculnya sektor baru dan perubahan preferensi konsumen.
Berita Terkait: 30 persen area infrastruktur publik digunakan oleh UMKM: Kementerian
Berita Terkait: Kementerian mendorong UMKM untuk memiliki pemahaman tentang teknologi keuangan
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya