PT Wijaya Karya menggunakan aplikasi Bentley dalam proyek percontohan BIM untuk jalan tol baru di Indonesia, mengurangi waktu yang diperlukan untuk inspeksi sebesar 25% dan mengurangi biaya sebesar 3% sambil menyediakan model gabungan yang dapat membantu operasi.
Proyek: Sherbang Balaraja bahasa Indonesia Proyek Jalan Tol
Lokasi: Tangerang, Banten, Indonesia
Penyelesaian: 2021
Untuk meningkatkan transportasi di Indonesia dan mendukung pertumbuhan negara yang berkelanjutan, PT Trans Bhumi Serbaraja telah memulai pembangunan jalan tol senilai Rp 890 miliar (£ 49,4 juta), 39,8 km yang menghubungkan Serpong dan Balaraja di Provinsi Banten.
Mereka menyerahkan tanggung jawab desain kepada PT Wijaya Garya, dan tim desain segera menyadari bahwa menghubungkan kedua kota dan menghubungkan jalan tol baru Indonesia dengan jalan yang ada memerlukan perencanaan yang kreatif.
10 landai dan jembatan untuk berbagai simpang susun dibangun dalam proyek ini. Komposisi tanah di sepanjang rute sangat bervariasi, yang mempersulit pekerjaan tanah yang diperlukan untuk menstabilkan jalan. Tim dengan cepat menentukan bahwa metode desain tradisional tidak akan sepenuhnya mendukung pengembangan.
Menggali manfaat desain BIM untuk jalan tol baru di Indonesia
PT Vijaya Karya menyadari bahwa penggunaan aplikasi BIM tidak hanya membantu mengatasi tantangan konstruksi untuk plaza tol, tetapi juga dapat digunakan sebagai percontohan bagi para insinyur dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan pekerjaan mereka di lingkungan digital. Agar percontohan dianggap berhasil, alur kerja desain mereka diperlukan untuk meningkatkan komunikasi antara semua pemangku kepentingan, merampingkan proses peninjauan, dan meningkatkan desain. Selain itu, model 3D akhir diperlukan untuk mengintegrasikan semua informasi aset untuk mendukung operasi dan pemeliharaan yang sedang berlangsung. PT Vijaya Karya mencari serangkaian solusi BIM yang memungkinkannya mencapai semua tujuan proyek.
Kami go digital untuk menyempurnakan desain jalan tol baru Indonesia
Setelah mengevaluasi beberapa opsi, PT Vijaya Karya memutuskan bahwa proyek percontohan menggunakan aplikasi Bentley dapat berhasil dilakukan. Mereka pertama kali membuat lingkungan data yang terhubung dengan ProjectWise, yang memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan bahwa semua informasi terkini.
Selanjutnya, mereka menggunakan ContextCapture untuk menyatukan foto udara, survei drone, dan survei geodetik ke dalam realitas situs pengembangan. Dengan menggunakan OpenBridge, OpenBuildings, OpenRoads, dan aplikasi Bentley lainnya, mereka memodelkan jalan baru dan simpang susunnya dalam realitas mesh, membantu menentukan bagaimana jalan baru berinteraksi dengan jalan yang ada.
Akhirnya, PLAXIS membantu mereka merencanakan semua pekerjaan tanah yang diperlukan sambil memperhitungkan berbagai jenis campuran tanah.
Mengurangi waktu sumber daya sambil menghemat uang
Dengan menggunakan aplikasi Bentley, PT Wijaya Karya meningkatkan visualisasi kondisi lokasi dan memungkinkan perancang untuk melakukan perhitungan volume tanah dengan cepat dan akurat, sekaligus mengurangi waktu sumber daya yang dibutuhkan. Membuat jaring realitas dengan drone dan tangkapan konteks mengurangi waktu survei dari empat hari menjadi satu hari dibandingkan dengan survei manual.
Secara keseluruhan, digitalisasi mengurangi waktu untuk inspeksi dan desain sebesar 25%. Memperbaiki desain mengurangi bahan yang dibutuhkan untuk superstruktur jembatan, jumlah beton yang dibutuhkan, jumlah pekerjaan tanah dan jumlah tanah yang harus dibeli. Perbaikan ini mengurangi biaya sebesar 3%.
Selain itu, dengan go digital, PT. Vijaya Garya meningkatkan semua aspek desain, membentuk koordinasi yang kuat di antara para pemangku kepentingan, dan memberikan informasi aset lengkap dalam model gabungan untuk membantu operasi.
Meg Davies
Direktur Pemasaran Industri, Jalan
Sistem Bentley
Telp: +44 (0)808 101 9247
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya