JAKARTA: Sekitar 60,9 persen pemilih Indonesia di Singapura memilih Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, sebagai presiden baru mereka, sedikit lebih tinggi dari angka nasional saat ini.
Prabowo akan menang dengan selisih yang besar, memimpin dengan sekitar 58,89 persen dari total suara yang masuk, berdasarkan hasil Komisi Pemilihan Umum pada 23 Februari.
Sekitar tiga perempat suara telah dihitung.
Keputusan akhir diperkirakan baru akan diambil pada bulan Maret, namun tanda-tanda awal menunjukkan bahwa mantan panglima militer tersebut akan menggantikan pemimpin populer Joko Widodo.
Wakil Wali Kota Prabowo adalah Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra sulung Widodo.
Dalam unggahan Instagram pada 23 Februari, KPU Luar Negeri Indonesia di Singapura menyebutkan 31.676 suara sah dari Singapura telah dihitung dan 532 dinyatakan tidak sah.
Sekitar setengah dari pemilih yang memenuhi syarat memberikan suara melalui pos, sementara yang lain datang ke kedutaan di Chatsworth Road pada tanggal 11 Februari untuk memberikan suara secara langsung.
Mayoritas pemilih memilih Prabowo yang memperoleh 60,94 persen suara.
Sekitar 205 juta masyarakat Indonesia berhak memilih pada pemilu 14 Februari, namun belum diketahui berapa banyak dari mereka yang benar-benar memilih.
Hasil pemilu di Singapura menunjukkan perbedaan dibandingkan dengan hasil pemilu nasional dibandingkan dengan rival-rival Prabowo.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan memperoleh 10,78 persen suara dari Singapura, dan mantan Gubernur Jawa Tengah Kanjar Branowo memperoleh 28,28 persen.
Sebagai perbandingan, angka nasional menunjukkan Anis mendapat 24,06 persen dan Kanjar mendapat 17,05 persen.
Teddy Dinardo, analis utama untuk Indonesia di Global Advisors, sebuah konsultan kebijakan publik yang berbasis di Singapura, mengatakan bahwa perintah Prabowo terutama disebabkan oleh penggunaan TikTok sebagai platform kampanye.
“Hal ini sangat dirasakan oleh para pekerja migran Indonesia di Singapura, yang merupakan blok hak suara terbesar di sini,” ujarnya.
Hasil pemilu legislatif di Indonesia di Singapura berbeda dengan penghitungan nasional yang sedang berlangsung.
Hampir seperempat dari seluruh pemilih di Singapura, atau 24,93 persen, memilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), partai berkuasa yang mendukung Widodo pada pemilu sebelumnya.
29.617 suara sah sebagian besar mendukung partai tersebut.
Per 23 Februari, PDI-P memimpin namun dengan margin kecil, sekitar 16,78 persen. Hal ini berdasarkan 62,09 persen dari perolehan suara sebenarnya.
PDI-P mendukung pencalonan Kanjar sebagai presiden, sementara Prabowo didukung oleh partainya sendiri, Gerindra.
Gerindra memperoleh 16,89 persen suara dari pemilih Singapura.
Dalam penghitungan aktual nasional saat ini, partai tersebut memperoleh 13,42 persen.
Khususnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berorientasi pada pemuda, yang dipimpin oleh putra bungsu Widodo, Kesang Pangarep, mengungguli penghitungan nasional di Singapura.
Partai tersebut memperoleh sekitar 14,65 persen suara, sedikit lebih tinggi dari angka sebenarnya sebesar 2,5 persen.
Kesang belajar di Singapura dan jaringannya dengan orang Indonesia mungkin menjadi faktor pendorong popularitas PSI, kata Teddy.
Dia mengatakan, kinerja bagus partai ini tidak lepas dari pengaruh pendirinya, Jeffrey Giovanni, yang tinggal di Singapura dan terkenal di kalangan masyarakat Indonesia di sana. – The Straits Times/ANN
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya