TEMPO.CO, Jakarta – Federasi Sepeda Indonesia (PP ISSI) BMX mengirimkan empat atlet junior untuk berlaga di Kejuaraan Dunia U-18 di Pabandel, Belanda mulai 17 Agustus hingga 22 Agustus 2021.
Aditya (8), Alfa San (15), Jasmine Assahra (6) dan Amelia Noor Sifa (17) serta Parama Nukroho, sekretaris jenderal Federasi Bersepeda Indonesia, telah dipilih berdasarkan peringkat dunia junior mereka. Konferensi di sini pada hari Sabtu.
Para pemain akan bertandang ke Belanda pada Senin (16 Agustus 2021) bersama dua pelatih, mantan pebalap timnas Tony Sayariputin dan Ari Cristando, ujarnya.
Keikutsertaan mereka dalam Kejuaraan Dunia di Belanda diharapkan dapat mendongkrak peringkat dunia BMX Junior Indonesia yang saat ini berada di peringkat kelima, kata Nukroho.
Pengiriman atlet ke Eropa dinilai sangat diperlukan karena Federasi Sepeda Indonesia tidak sabar untuk mengandalkan kejuaraan di Asia dan hanya di dalam negeri karena banyak kompetisi yang dibatalkan karena epidemi Kovit-19, katanya.
“Tujuan mereka di BMX World Championships U-18 adalah untuk meningkatkan peringkat dunia masing-masing individu dan posisi Indonesia karena akan sangat efektif tanpa bertaruh hampir 1,5 tahun. Ini jelas akan berdampak positif pada peringkat para pemain,” kata Nugroho. .
“Selanjutnya bertujuan untuk meningkatkan pengalaman balap para atlet junior yang pertama kali naik di Sirkuit BMX Supercross di Pabandel, Belanda,” tambahnya.
Sementara itu, Presiden Harian Federasi Sepeda Indonesia Irjen Pol Wahu Hadingingrod berpesan untuk menjaga kesehatan para atlet selama berada di Belanda dan menghindari menjadi korban COVID-19.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh atlet yang telah berpartisipasi dalam setiap kegiatan latihan dan komitmennya. Saya ingatkan kepada para atlet agar selalu semangat agar dapat menampilkan performa terbaiknya di setiap pertandingan,” tulis Huddinggrad. Laporan
Melangkah: Wisata Jakarta; Balapan sepeda internasional pertama di Jakarta
Antara
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya