JAKARTA (Antara) – Panglima Tentara Nasional Indonesia (DNI) Jenderal Agus Subianto menyoroti peluang bagi anggota masyarakat sipil yang memenuhi syarat untuk bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian PBB di Indonesia untuk membantu korban perang di Gaza.
Kementerian Luar Negeri kami yang akan mengaturnya, katanya kepada wartawan setempat di sela-sela pertemuannya dengan ulama di Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jumat.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi baru-baru ini mengatakan Indonesia dapat mengirimkan pasukan penjaga perdamaiannya ke Jalur Gaza berdasarkan izin mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Untuk misi PBB kali ini, Subiyanto mengungkapkan salah satu satuan TNI yang akan dikirim ke Wilayah Palestina adalah Batalyon Teknik, karena personelnya dapat membantu membangun kembali rumah-rumah yang hancur serta fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, dan rumah ibadah.
Ia menjelaskan, tidak diragukan lagi bahwa para insinyur dibutuhkan untuk pekerjaan rekonstruksi, sementara spesialis trauma dan psikolog dibutuhkan untuk para korban perang di Jalur Gaza.
Oleh karena itu, anggota masyarakat sipil di Indonesia yang memenuhi syarat adalah anggota TNI di PBB. Dia mencatat bahwa ada peluang untuk mengisi peran yang dibutuhkan dalam pasukan penjaga perdamaian.
Namun kehadiran TNI PBB di Gaza Subiyanto tidak merinci prosedur atau persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat sipil yang memenuhi syarat jika ingin bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian.
Seperti yang diumumkan sebelumnya, PBB Dalam upaya mengantisipasi kebutuhan pengerahan pasukan penjaga perdamaian, TNI telah menyiapkan 1.394 personel untuk menjalankan tugas seperti pengamanan, rehabilitasi fasilitas umum, dan pemberian pelayanan medis.
Subiyanto juga menyoroti kesiapan TNI untuk mengirimkan pasokan kemanusiaan ke Gaza, termasuk kapal rumah sakit, selama gencatan senjata diterapkan dan militer Indonesia mendapat mandat PBB.
Konflik bersenjata baru meletus antara Palestina dan Israel menyusul serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada dini hari tanggal 7 Oktober 2023.
Tel Aviv terus menutup penyeberangan Gaza menjelang serangan Organisasi Pembebasan Palestina terhadap Israel.
Menanggapi serangan mendadak yang belum pernah terjadi sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan perang terhadap Hamas. Al Jazeera melaporkan bahwa angkatan bersenjata Israel telah membunuh sedikitnya 37.266 warga sipil Palestina dan melukai 85.102 orang sejak dimulainya perang, hingga 15 Juni.
Al Jazeera melaporkan bahwa banyak dari mereka yang terbunuh di Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Pendudukan Israel juga telah memicu bencana kemanusiaan.
Berita terkait: Indonesia bertujuan untuk mengirim lebih banyak perempuan ke misi penjaga perdamaian
Berita terkait: TNI Indonesia menyiapkan penerbangan untuk 1.000 warga Palestina yang terluka
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya