TEHERAN – Wakil Menteri Pariwisata Iran menyoroti peluang untuk memperluas hubungan pariwisata antara Republik Islam dan Indonesia.
Pada hari Kamis, Shalbabian menekankan potensi yang dimiliki Indonesia [medical] Wisatawan akan mendapat manfaat dari layanan medis dan kesehatan canggih Iran. “Fasilitas medis dan kesehatan Iran memberikan layanan canggih dan efisien yang dapat dimanfaatkan wisatawan Indonesia,” ujarnya.
Ia berbicara di sela-sela roadshow tersebut, yang menandai perhentian terakhir roadshow pariwisata Asia Timur Iran di Jakarta, menyusul kesuksesan di Vietnam dan Malaysia. Acara satu hari ini menampilkan para pejabat penting dan pemimpin sektor swasta dari kedua negara terlibat dalam pertemuan bisnis dan diskusi mengenai kesepakatan pariwisata di masa depan.
Dalam sambutannya, Shalbabian menggambarkan hubungan pariwisata kedua negara aktif dan berkembang. “Republik Islam Iran dengan kekayaan sumber daya budaya dan sejarahnya, serta peluang medis dan kesehatan yang istimewa, menawarkan destinasi yang menarik bagi wisatawan Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menyebut konsep wisata “Umrah Plus” yang menjadikan Iran sebagai tempat persinggahan jamaah haji yang hendak menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi.
Diselenggarakan untuk menampilkan potensi pariwisata Iran, acara ini dihadiri oleh lebih dari 120 perusahaan pariwisata Indonesia.
Shalbabian menggarisbawahi dampak luas dari pariwisata, “Kami percaya bahwa pengembangan pariwisata tidak hanya berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi suatu negara tetapi juga memperkuat jembatan budaya dan sosial antar negara. “Kami siap meningkatkan pariwisata Iran-Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi melalui kerja sama yang erat dan berbagi pengalaman serta pengetahuan.”
Pejabat tersebut menunjuk pada berbagai potensi pariwisata Iran dan peluang luas untuk mengembangkan industri pariwisata, investasi di bidang infrastruktur, membangun pusat akomodasi dan hiburan, serta perluasan layanan pariwisata. Ia mengundang investor Indonesia untuk menjajaki peluang ini, dengan menekankan pentingnya kerja sama internasional dan pertukaran pengalaman dalam pengembangan sektor ini.
Shalbabiyan mengumumkan pembebasan visa sepihak Iran untuk warga negara Indonesia, menyoroti langkah signifikan lainnya untuk meningkatkan pertukaran pariwisata. “Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, dan mengingat banyaknya penawaran wisata halal di Iran termasuk makanan, olahraga, dan aktivitas pantai, Iran adalah tujuan yang cocok bagi umat Islam Indonesia.”
Shalbabian juga menekankan pentingnya membangun penerbangan langsung untuk mengurangi biaya perjalanan dan meningkatkan pertukaran pariwisata antara kedua negara. “Penerbangan langsung ini akan membuka jalan bagi hubungan yang lebih kuat antara pelaku sektor swasta dari kedua negara.”
Dalam pidato penutupnya kepada para peserta sektor swasta, Shalbabian meyakinkan mereka akan profesionalisme dan reputasi delegasi Iran. Beliau mengajak seluruh peserta untuk mengunjungi Iran dan merasakan pesona serta keindahannya. “Kami sepenuhnya siap menyambut Anda dan berharap Anda mendapatkan pengalaman yang berkesan dan menyenangkan di Iran.”
Selain itu, Duta Besar Teheran untuk Jakarta Mohammad Borujerdi juga membahas kemajuan kerja sama pariwisata kedua negara. “Kami bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan langkah-langkah administratif untuk mendapatkan izin penerbangan langsung antara Iran dan Indonesia,” kata duta besar.
Roadshow dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara Presiden Asosiasi Pariwisata Iran, Mustafa Shafi-Shaqib, dan Ketua Umum Komite Eksekutif Pusat Asosiasi Pariwisata dan Perjalanan Indonesia (ASITA), Nunung Rusmiati.
Dari berbagai tempat wisata seperti bazar, museum, masjid, jembatan, pemandian, madrasah, makam, gereja, menara, dan rumah mewah, Republik Islam berharap dapat memetik manfaat dengan masuk dalam 27 Situs Warisan Dunia UNESCO.
Saya
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya