Dalam pernyataannya, MHA tidak menyebutkan siapa calonnya atau rincian pihak yang menyebarkan klaim tersebut.
“Pemerintah Singapura mengambil sikap yang jelas dan tegas terhadap impor politik dari negara lain ke Singapura. “Orang-orang yang berkunjung, bekerja atau tinggal di Singapura tidak boleh menggunakan Singapura untuk melakukan kampanye politik atau penggalangan dana untuk mengejar agenda politik di luar negeri,” katanya, seraya menekankan bahwa pihak berwenang akan “menindak tegas” siapa pun yang melakukan hal tersebut.
Laporan MHA muncul beberapa minggu setelah badan intelijen keuangan Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah mengungkap transaksi mencurigakan senilai jutaan dolar terkait pemilu 14 Februari.
Transaksi yang melibatkan 1 triliun rupiah (US$64,4 juta) dikaitkan dengan ribuan individu dengan “berbagai afiliasi politik,” lapor stasiun televisi Singapura CNA bulan lalu.
Meski Gibran kebingungan, Prabowo tetap menjadi pilihan ‘terbaik’ bagi sebagian besar pemilih Indonesia
Meski Gibran kebingungan, Prabowo tetap menjadi pilihan ‘terbaik’ bagi sebagian besar pemilih Indonesia
Lebih dari 204 juta masyarakat Indonesia akan pergi ke tempat pemungutan suara bulan depan untuk memilih presiden, wakil presiden, dan pejabat politik lainnya.
Kandidat presiden antara lain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto; Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta; dan Kanjar Pranovo, mantan Gubernur Jawa Tengah.
Pengamat politik di Asia yang berbicara minggu ini mengatakan pernyataan MHA ditujukan kepada sejumlah besar warga Indonesia di Singapura dan menegaskan kembali pendiriannya mengenai campur tangan asing dalam urusan dalam negeri.
Terdapat sekitar 250.000 warga negara Indonesia di Singapura, atau lebih dari 4 persen populasi negara kota tersebut, menurut statistik dari situs resmi Wakil Presiden Indonesia.
Warga negara Indonesia yang tinggal di Singapura diperbolehkan memilih pada pemilu 2024.
“Pernyataan MHA ini merupakan peringatan kepada sejumlah besar masyarakat Indonesia yang tinggal di Singapura untuk tidak terlibat dalam politik dalam negerinya di luar negeri – inilah Singapura,” kata pengamat politik independen Felix Tan.
“WNI perantauan di Singapura banyak,” ujarnya. “Apalagi hubungan diplomatik Singapura dan Indonesia selalu terjalin erat. Oleh karena itu, Singapura juga dipandang sebagai platform potensial untuk menggalang suara besar bagi masing-masing kandidat.
Pernyataan tersebut berupaya menjaga citra Singapura sebagai pemain netral yang tidak memihak pada urusan negara lain.
Eugene Tan, seorang profesor hukum di Universitas Manajemen Singapura, mengatakan mengingat hubungan dekat Singapura dengan Indonesia, penting untuk segera menghentikan tuduhan tersebut.
“Tuduhan itu dilontarkan oleh tokoh-tokoh berpengaruh di Indonesia. Jadi sudah sepantasnya MHA menyatakan posisi Singapura dan memperingatkan pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan Singapura untuk ikut campur dalam politik dalam negeri negara lain,” ujarnya.
More Stories
Beberapa hari setelah penangkapan kritikus Widodo, rezim presiden Indonesia
Keluarga miliarder Indonesia dituduh mengendalikan kelompok 'perusahaan bayangan' terkait deforestasi besar-besaran
Indonesia juga harus memulangkan artefak budaya