Oleh: Taufan |
Suarapalu.com, Palu- Dusun Puramalino, Desa Sipi, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), merupakan salah satu daerah yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Namun sayang, dusun tersebut belum dapat di masuki oleh kendaraan roda empat (mobil) apapun jenisnya. Sehingga dapat dikatakan, dusun tersebut masih terisolasi.
Padahal, dusun yang terletak di salah satu ujung Kabupaten Donggala ini, menghasilkan berbagai jenis tanaman perkebunan seperti kopi, merica, vanili, cengkeh dan masih banyak lagi lainnya. Sekali panen, hasilnya pun tak sedikit. Minimal mencapai tiga hingga lima ton perjenis tanaman.

“Jangankan mobil, motor saja masih sulit untuk tembus ke dalam dusun ini. Motor yang bisa tembus ke Dusun Puramalino ini, juga harus motor yang tangguh dan sudah dimodifikasi. Jika tidak, kami tidak bisa menjamin dapat memasuki dusun ini,” kata salah seorang warga, Arjat, yang ditemui Suarapalu.com di Dusun Puramalino, Senin (7/8).
Karena kondisi akses jalan tersebut, tambahnya, sehingga warga sangat kesulitan untuk menjual hasil kebun mereka. Terkadang, bahkan kebanyakan warga, harus menyewa ojek, agar dapat menjualnya di pasaran. Karena warga tersebut, belum memiliki motor.
“Dulu sebelum ada motor, warga harus memikul hasil kebun mereka dan membawanya dengan berjalan kaki, untuk menjualnya di pasaran. Jarak yang ditempuh juga selama 1,5 sampai 2 jam, untuk lokasi penjualan terdekat. Sekarang ada ojek bisa disewa warga untuk menjual hasil kebunnya. Ada juga pembeli yang naik atau warga lain sekitar sini yang membeli hasil panen kami. Tapi, harga belinya terkadang tidak sesuai yang kami harapkan,” jelasnya.

Menyewa ojek untuk menjual hasil panen, lanjut Arjat, terkadang juga tidak menutupi modal yang dikeluarkan oleh warga. Karena, ojek yang disewa oleh warga, dipatok dengan harga Rp1.500 per kilogramnya. Olehnya, berat hasil panen yang diakan dijual warga, dikalikan patokan harga tadi.

Warga lainnya, Dermawan menjelaskan, belum lama ini, kurang lebih sebanyak 150.000 tanaman Kopi Arabica, ditanam oleh warga di Dusun Puramalino. Selain itu, warga juga sudah menanam merica di puluhan hektar lahan perkebunan mereka. Hanya saja, untuk lebih mengembangkan lagi hasil bumi atau kebun di Dusun Puramalino, lagi-lagi warga harus terkendala dengan akses jalan .
“Jika warga tidak menyewa ojek, dapat dipastikan mereka tidak dapat menjual hasil kebun mereka. Bukan hanya itu saja, karena akses jalan yang belum terbuka, kami juga kesulitan dalam meningkatkan kualitas hasil kebun. Seperti contoh, membeli pupuk untuk tanaman perkebunan, juga harus menggunakan ojek. Otomatis, biaya yang dikeluarkan juga tinggi untuk merawat tanaman di kebun,” ungkapnya.

Arjat dan Derman, beserta warga yang mendiami Dusun Puramalino pun sangat berharap, agar pemerintah terkait, dapat membukakan akses jalan untuk mereka. Sehingga, warga yang ada tidak kesulitan lagi untuk meningkatkan kualitas ataupun menjual hasil panen mereka.
“Kualitas hasil kebun yang ada di Dusun Puramalino ini, tak kalah juga dengan wilayah lainnya. Kendala kami untuk lebih meningkatkan kualitasnya, yah akses jalan yang belum terbuka. Namun walaupun begitu, hasilnya dapat bersaing juga dengan wilayah lainnya. Bagaimana jika akses jalan kami terbuka, mungkin lebih jauh lagi kualitas yang dapat kami hasilkan,” ujar Derman.
(Taf)
ayo wartawan liput jo didesaku towulu KULAWI biar tahu